|
Post by syx on Mar 12, 2007 14:39:38 GMT 7
sepertinya sudah tidak tertolong lagi... kecambah gym juga abis. bikin frustasi aja. tinggal tunggu punya Pak Soufan dan Yanuar. Yanuar pake sistem kulkas... satu-satunya kecambah yg bertahan hingga kini. mirabilis ya?
|
|
|
Post by kepikimut on Mar 12, 2007 23:05:50 GMT 7
pak syx..itu kecambah udah segede itu..umur berapa bulan? punya sy sampe skrg masi 2 daun..ngga gede2.. udah ada tanda2 sih mau keluar di tengah2 antara ke 2 daun tersebut..
|
|
|
Post by syx on Mar 13, 2007 8:33:49 GMT 7
lahirnya sekitar oktober-november 2006, jadi sekitar 5-6 bulan...
|
|
|
Post by arioss on Mar 13, 2007 9:13:27 GMT 7
punya saya juga masih 2 daun... cuma ada 2 biji yg keluar daun ketiganya (kantung mini). kayanya saya coba2 pindahin ah ke pot yg pake moss...
|
|
|
Post by Haris on Mar 13, 2007 9:37:47 GMT 7
kecambah saya sudah bye-bye semuanya.. mati satu persatu..
|
|
|
Post by syx on Mar 13, 2007 12:05:54 GMT 7
coba aja pindah yg masi idup ke pot. mungkin bisa membantu. kecambah yg idup itu adalah yang secara iseng dipindahin dari tempat persemaiannya. malah idup, sodaranya tewas semua. nyesel ga mindah duluan.
|
|
|
Post by Haris on Mar 13, 2007 13:40:46 GMT 7
itu dia masalahnya pak.. nasi sudah menjadi bubur.. bibit sudah mati semua.. he.he....
nanti kalo saya ke habitatnya nepi lagi saya ambil buahnya deh kalo ketemu.. tapi selama ini yang ketemu gracilis melulu..
|
|
|
Post by rajah on Mar 13, 2007 16:51:54 GMT 7
Untuk menyemai biji dan membesarkan nepenthes yang baru berkecambah, saya pakai rak susun plastik bekas, dulunya tempat menaruh piring gelas dsb. Seluruhnya ada 4 tingkat rak. Di setiap tingkat dipasang lampu neon 10 watt pada jarak sekitar 15 cm ke permukaan media (pitkam= kokopit + sekam bakar). Satu dudukan lampu neon pendek harganya Rp 24.000, lampu neon per tabung sekitar Rp 6000. Pemakaian listrik selama 24 jam non-stop belum saya hitung. Lampu neon sifatnya dingin, jadi nggak akan memanaskan dan mengeringkan media dibandingkan matahari. Apalagi di bagian sisi rak ada lubang-lubang ventilasi. Untuk menjaga kelembaban di sekitar media dan supaya lebih hemat air dan media, gelas bekas air mineral diisi hanya setengah penuh dan air siraman dibiarkan tergenang sekitar 1 cm di atas bak plastik (bak jangan dilubangi). Media tidak saya tutup dengan plastik tapi harus selalu disiram pagi dan sore. Keuntungan cara semai begini, suhu dan intensitas cahaya bisa dipertahankan stabil karena di dalam ruangan. Kerugiannya agak boros listrik. Masing-masing rak bisa menampung 29 gelas aqua, jadi keseluruhan 116 gelas. Satu gelas bisa diisi 4 helai biji tanpa menyebabkan nantinya akar-akar mereka saling melilit. Lebih dari itu pemindahan ke pot individual akan sulit dan kemungkinan mati lebih banyak. Jadi kapasitas biji yang bisa disemai seluruhnya 4 x 116 = 464 biji. Supaya biji-biji nggak berpindah tempat, pakai sprinkler halus dan arah siraman tegak lurus terhadap garis permukaan media. Gelas-gelas aqua saya semai dengan Nepenthes viking (biji dipetik di Thailand 27 Februari 2007, mulai disemai tgl 10 Maret 2007). Kontainer plastik yang satu lagi saya namakan gelas agar-agar, modelnya lebih pendek tapi diameter lebih besar dari gelas aqua, bisa menampung lebih banyak biji (beli di bagian perlengkapan pesta di Hypermart), yang itu saya isi dengan campuran sphagnum moss dengan peat moss (untuk membesarkan reinwardtiana kecil - lihat foto) atau campuran peat moss dan pasir sungai (untuk menyemaikan biji-biji venus flytrap).
|
|
|
Post by kepikimut on Mar 14, 2007 3:30:38 GMT 7
mmg bener kok.. kalo pake lampu lebi cepet keluarnya.. yg dibawah sinar lampu udah nongol dikit daun ke 3=bakal kantung? yg di persemaian biasa cuma masi jadi menonjol gitu.. sayang yg dibawah sinar lampu hanya jadi 5biji..hehehe
pak..itu segede itu umur berapa bulan pak?? duh..maaf..ngga tau namanya pak rajah.. maaf ya..
|
|
|
Post by rajah on Apr 4, 2007 0:19:29 GMT 7
Halo kepikimut, yang itu bukan dari biji tapi N. reinwardtiana yang baru dikeluarkan dari botol kuljar, dapat dari Pak Suska.
Sofyan
|
|
|
Post by suhud on Apr 4, 2007 9:51:55 GMT 7
Pak Sofyan boleh tau lampu neonnya merk & type apa?
|
|
|
Post by kepikimut on Apr 4, 2007 20:29:24 GMT 7
kalo bisa pake yg jenis daylight..krn yg daylight mengeluarkan inframerah dikit..dibanding yg lain. trus merk terserah.. trus watt..tergantung banyak sedikit yg mau dikasi penerangan..10 watt...ato 15watt. boleh pake neon panjang(tabung) atau neon model drat..tergantung yg disinari..
@pak rajah: sy kira dr biji..makanya kok gede banget..wong sy nungguin pny sy smp daun 4 aja lama banget..hehehe
|
|
|
Post by suhud on Apr 5, 2007 9:36:34 GMT 7
Jadi penasaran pengen coba2 bikin juga.....tapi tunggu dapet biji dulu....
|
|
|
Post by kepikimut on Apr 5, 2007 22:25:57 GMT 7
mending hasil kujar aja pak suhud..isa bener2 jenggotan nungguin biji..hehehe
|
|
|
Post by rajah on Apr 5, 2007 23:20:18 GMT 7
Saya pakai Philips TLD 10W TL tube. Sampai sekarang belum berkecambah...tapi dengar-dengar biasanya sekitar 6 minggu, malah ada yang sampai setahun, bergantung jenis Nepenthes dan viabilitas biji.
Biji gymnamphora "Dieng" dari Pak Adrian baru aja berkecambah setelah 2 bulan lebih, yang ini saya semai di sphagnum moss serat kasar. Kendalanya banyak muncul alga hijau, bercampur dengan benih lain (rumput) dan susah dipindahkan. Mungkin solusinya sphagnum moss kasar diblender dulu sampai halus.
Ada yang menyarankan moss disterilkan dulu dengan microwave atau direbus, tapi saya khawatir kalau terlalu steril malah bisa jadi media yang 'empuk' untuk pertumbuhan jamur. Dulu saya pernah merebus tanah sampai mendidih terus dipakai untuk media semai biji.....ternyata begitu sungkup dibuka banyak sekali cendawan. Jadi kesimpulan sementara saya kalau menyemai biji nepenthes di luar laboratorium kuljar, hindari media 100% steril, hindari kelembaban 100% dan tingkatkan sirkulasi udara, karena lingkungan sekitar nggak mungkin steril 100%. Dugaan saya beberapa mikroba dalam media bisa mengendalikan cendawan secara alami.
Jadi untuk N. viking saya pakai media pitkam dan sengaja gelas nggak ditutup supaya tetap ada aliran udara untuk menghindari cendawan, jadi kalau berkecambah nanti gampang dipindahkan dan nggak banyak yang mati rebah (damping off). Saya dengar kecambah Nepenthes banyak yang mati rebah, kemungkinan karena cendawan Pythium, dan Rhizoctonia. Cara mengatasi antara lain dengan kondisi semai yang kurang lembab (resikonya biji akan lebih lama berkecambah tapi nggak masalah asal media jangan kering), lebih banyak aliran udara dan dengan fungisida, bisa yang komersial atau buatan sendiri dengan bawang putih, atau teh kamomila (chamomile).
Dulu saya pernah menyemai biji gaharu (Aquilaria sp) dan anehnya setelah berkecambah, hampir semuanya mati mendadak tanpa alasan yang jelas, kemungkinan ini Pythium.
Pythium root rot is a common crop disease caused by a genus of organisms call "Pythium". These are commonly called water moulds. Pythium damping off is a very common problem in fields and greenhouses where the organism kills newly emerged seedlings (Jarvis, 1992).
Rhizoctonia solani (teleomorph: Thanatephorus cucumeris) is a plant pathogen with a wide host range and worldwide distribution. It is one cause of the condition known as damping off, which kills seedlings in horticulture.
Biji Nepenthes yang masih baru sekali dipetik daya kecambahnya relatif lebih tinggi jadi dengan kelembaban sangat tinggi justru menguntungkan, dia akan berkecambah sebelum diserang cendawan. Sementara biji yang sudah disimpan lama perlu waktu berbulan-bulan untuk berkecambah. Kalau kelembaban 100%, wah bahaya karena biji bisa diserang Pythium sebelum atau segera setelah berkecambah.
Ini hanya teori saya dan belum dibuktikan untuk Nepenthes, tapi at least beberapa pengalaman orang lain yang saya telusuri dari internet.
Kepikimut metode semai bijinya gimana...?
|
|