|
Post by Nyala on Nov 13, 2011 15:43:04 GMT 7
PRAKATA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sebelum saya uraikan catatan akhir tahun ini, saya meminta maaf kawan-kawan karena baru bisa tune in lagi. Meski mungkin bukan alasan yang tepat, tapi kesibukan diluar KTKI memang menyita waktu sekali. Kenapa saya katakan “mungkin bukan alasan yang tepat”? Nanti akan saya jelaskan.
Selain sebagai arsitek, sejak awal 2011, lembaga swadaya masyarakat untuk kemanusiaan dan HAM, Kontras telah meminta saya menjadi Koordinator Kampanye dan Jaringan. Divisi ini baru dan awalnya saya menolak, namun tambahan 2 staff membuat saya lebih ringan. Saya tidak perlu datang setiap hari tapi cukup membuat rencana kerja, rapat dan mengarahkan kedua staff (walau kenyataannya sih ribet2 juga).
Terlebih, sejak Papa terdiagnosis kanker paru stadium 3B (beberapa mengatakan 4) pada bulan awal Agustus, hampir seluruh energi saya difokuskan kesana. Rasanya, kami sekeluarga seperti sudah mau mengantarkan kematiannya. Semua anggota keluarga, sibuk mencari jalan keluar dan tentunya belajar menerima kenyataan.
Alhamdulillah, perkembangan terakhir, seperti mukjizat atau setidaknya ada perkembangan luar biasa. Sejak awal Oktober, setelah kemoterapi yang dipadukan dengan terapi buah noni, propolis dan sirsak – serta tentunya semangat Papa dan ijin Alloh SWT – sekarang beliau sudah tidak perlu bantuan oksigen, lebih segar (tidak kelihatan payah) dan berjalan dengan tegap. Meski demikian, perjalanan masih panjang. Vonis kematian di bulan Desember masih terngiang-ngiang.
Kembali ke pertanyaan awal, mengapa saya katakan semua itu: “mungkin bukan alasan yang tepat”? Sebab, bukan berarti saya tidak punya waktu sisa. Buktinya, saya masih bisa mengikuti HUT KR Cibodas pada 12 April 2011 lalu, lalu bersama internal KR Cibodas menyiapkan rencana alternatif dan mengordinasi pembangunan tahap awal. Sayang memang, kemudian tidak dapat diteruskan karena kita masih kekurangan sekitar 5 jutaan. Kita juga pernah bertemu dan repot bareng waktu ngikut pameran Flona WTC Mangga Dua, 30 April – 1 Mei 2011.
Diluar itu, saya juga masih dapat meluangkan energi untuk menulis dan membantu penerbitan buku Kata Fakta Jakarta (Oktober 20011).
Saya bahkan masih dapat (sesekali) main ke sekretariat dan nongkrong di luar jam kantor (atau curi-curi waktu) bersama Pakde dan Arif. Pas pertengahan Mei, kita juga sempet kumpul acara BBQ di BSD, rumahnya Mas Imam. Dan memang, kalau kumpul, motivasinya lebih besar untuk menghibur diri, bersenang-senang, pokoknya yang dicari rileksnya doang..
Jadi kalo begitu, sebenarnya apa yang membuat saya jarang banget main ke FTB? Terus terang saya belum tahu. Mudah-mudahan uraian tulisan ini bisa menjawab pertanyaan itu.
Teman-teman, the true friend is always being honest. Saya pingin jadi true friend kalian. Mudahan-mudahan saya bisa. Saya berharap komunitas ini juga begitu, dapat mengembangkan sikap saling terbuka, jujur dan apa adanya. Jadi kalo kita emang males – bilang aja males, kalo ngga sanggup - bilang tidak sanggup, kalo emang curiga – sampaikan kecurigaan itu.
Kemarin (Sabtu, 13/11/2011), ketika kumpul di Sekretariat, saya sampaikan pertanyaan menurunnya intensitas di forum pada teman-teman yang hadir, beberapa menjawab dengan alasan teknis, seperti: ga ada yang bikin seru, malas posting foto, dan ada yang meminta agar forum dikembalikan dibuka untuk umum (maksudnya thread-thread dibuka semua). Lalu saya bilang: saya rasa, itu bukan jawaban sesungguhnya.
Teman-teman, kalau saya kok merasa yakin bukan itu sebabnya. Jujur saja, setelah saya renungkan dalam-dalam. Yang paling buat saya malas adalah semakin banyaknya teman yang ga muncul disini. Dan tahun 2011 ini, parah bener. Di FTB ini, setelah lama ditinggal banyak orang (Felix, Bude, Ijul, Jo, Alfin dan lainnya), kita juga “kehilangan” Suska, Adrian, Putra, Geha, Moer, Miko, Antonio Liem dan banyak lagi.
Apakah itu, juga kalian rasakan?
Makanya, berkali-kali saya katakan: “Lo semangat, gw juga semangat”. Sebagai Ketua Harian, saya perlu saya sampaikan itu. Pertama, ini bukan organisasi profit atau berasaskan komando, sebaliknya ini komunitas. Kita disini berhimpun secara sosial. Kita udah cukup diperintah2 klien, bos atau direpotin staf serta anak buah kita atau disibukkan dengan kegiatan2 utama kita maupun dalam kerja kita. Jadi, please, mari kita buat komunitas ini senyaman mungkin. Jangan ada beban dalam beraktifitas di komunitas.
Kedua, dari pengalaman saya mulai jadi Ketua Himpunan, Ketua Senat Fakultas dan di dunia pekerjaan, saya meyakini filosofi: the best leadership is a good relationship and great membership. Saya pernah menjalani organisasi hampir sendirian demi nama baik organisasi (pokoknya patriotik banget) dan mantepnya lagi programnya berhasil pula, tapi ternyata saya ga bahagia tuh. Padahal semua orang muji-muji. Tapi toh, akhirnya, saya kembali datang ke anggota, meminta maaf karena meremehkan peran mereka dan disana, bersama anggota, saya menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya. Sebaliknya, saya pernah ancur-ancuran jalanin program dan hasil diluar target, tapi sekali lagi karena diperjuangkan bersama teman, kepahitan itu terasa biasa-biasa saja.
Bersambung..
|
|
|
Post by Nyala on Nov 13, 2011 17:53:04 GMT 7
Lanjutan..
Nah, sekarang bagaimana dengan KTKI sendiri? Sebelum saya mulai, saya harus ingatkan bahwa sebagus-bagsunya tulisan pasti lebih komunikatif kalo disampaikan langsung. Jadi, tolong dibacanya dengan dilandasi saling sayang dan saling menerima kekurangan serta kelebihan masing-masing. Ini penting, supaya tidak ada salah paham. So, bagi yang sensitif, mudah tersinggung dan paranoid, please use the power of positive thinking!
Dalam penilaian saya yang singkat ini (nanti ada yang lengkap), sebagai KOMUNITAS, kita sebenarnya fine-fine saja. Meski ada anggota yang udah berhenti memelihara, tapi masih banyak yang terus merawat tanamannya (baik yang nongol maupun ga nongol di FTB ini). Anggota baru terus bermunculan. Yang dulu kalem, sekarang lebih aktif. Yang dulu rada rame, sekarang lebih rame. Beberapa relasi antar anggota juga berkembang. Ada yang saling cinta dan ada yang makin klop (artinya saling mengembangkan koleksi diluar tavor).
Beberapa kemampuan individu juga berkembang. Ada yang udah nyoba koleksi tavor jenis-jenis lain dan ada yang sudah mengembangkan diri menjadi produsen/seller. Aktivitas ke habitat juga tidak berhenti, baik yang sendirian maupun yang rame-rame. Beberapa penelitian juga jalan terus.
Nah, mungkin yang bermasalah justru MANAJEMENNYA, pengurusnya dan programnya. Kalo soal ini, kita mesti lebih dulu menilainya dengan cermat. Gak semuanya kok kepengurusan ancur/pasif (cieeee defend nih). Tapi beneran, meski banyak missing in action, banyak juga individu-individu tetap setia menjalankan tugas dan fungsinya. Ada yang terus memperjuangkan kita di kompetisi wirausaha (eh, nih akhirnya gimana, Mas Imam? Bad or Good news, di share aja, bro), ada yang terus jualan – menyisihkan keuntungan untuk kas dan ada yang terus mencari peluang bisnis bagi KTKI sampai ke Bandung segala.
Tapi beberapa, ada yang nyanggah: tapi kan kita belum juga berhasil mewujudkan janji kita di KR Cibodas, terus banyak program-program lain yang ga maju-maju. Salah siapa dong? Nah, saya jawab dengan baik-baik: mari tidak perlu salah-salahan, kalo mau salah-salahan mah bisa banyak yang salah. Yang penting sekarang tanggungjawab itu saya ambil sepenuhnya. Jadi kalau mau nyalahin, caci dan maki, please alamatkan pada saya, sebagai Ketua Harian.
Dengan demikian, bereskah masalah kita? Belum dong. Sebagai organisasi yang bener tetap harus ada mekanisme koreksi. Nah, karena saya yang ambil tanggungjawabnya, maka dengan ini saya memutuskan membentuk caretaker dan sekaligus mendemisioner kepengurusan KTKI yang sekarang.
Jadi bubar nih kepengurusan? Ga gitu juga sih. Tetapi, ini cara saya untuk memudahkan untuk memperbaikinya saja. Jadi gak ada lagi beban psikologis as a official, sebagai pengurus yang gagal fungsi atau dalam arti kata sekarang kita sama rasa, sama tanggungjawabnya sebagai anggota komunitas.
Terus gimana? Ya sekarang kita bentuk aja caretaker: orang-orang yang mau nyelametin KTKI ini. Jumlahnya gimana? Siapa aja yang peduli silakan masuk, yang cuma omong doang juga masuk aja, mau kasi konsep monggo. Tetapi sekali lagi, tanggungjawabnya sebagai caretaker harus dipenuhi: membentuk kepengurusan atau manajeman yang baru.
Waktunya gimana? Prosesnya gimana? Yang jelas targetnya sebelum 2012, sudah ada model baru manajemen KTKI. Prosesnya, karena kita juga belum jelas AD/ARTnya, saya undang melalui Sarasehan Darurat (Sadar). Ini singkatan, istilah saya aja. Jadi kalo ga demen boleh diganti, tapi jangan disingkat jadi Saru yah. Bisa ga barokah acara kita ini.
Jadi penting banget para caretaker bisa datang kesana. Jadi kalo ada yang merasa jauh, pengin masuk jadi caretaker, sebaiknya datang deh. Emang sih kta teknologi udah maju, udah bisa komunikasi jarak jauh, bisa nitipin pemikiran via surat kuasa, dll. Tapi, presensi (kehadiran) yang saat ini dibutuhkan, karena kehadiran ini pengaruh dan daya psikososialnya luar biasa banget.
Jadi segera deh bilang ma bini, pacar, papa, mama, bos atau klien: “Sorry. Ini darurat. Masa depan tanaman karnivora Indonesia membutuhhkan saya.” Hehehehehe…
*Mengingat tulisan udah mulai becanda-becindi, saya sambung besok deh…
|
|
|
Post by tirta13 on Nov 13, 2011 23:14:46 GMT 7
Akhirnya, hadir lagi mas John... Semoga lekas membaik keadaan papanya mas
Tulisannya bener-bener nyolek mas..hehe, bikin saya pribadi mikir lagi, masih banyak yang harus dibenahi sebelum banyak bicara..hehe
Harapan saya semoga 2012 KTKI makin joss ;D
Kalimat terkhir bakal jadi mantra nih mas, siap saya praktekin ;D
|
|
|
Post by Nyala on Nov 15, 2011 1:08:00 GMT 7
Akhirnya, hadir lagi mas John... Semoga lekas membaik keadaan papanya mas Tulisannya bener-bener nyolek mas..hehe, bikin saya pribadi mikir lagi, masih banyak yang harus dibenahi sebelum banyak bicara..hehe Harapan saya semoga 2012 KTKI makin joss ;D Kalimat terkhir bakal jadi mantra nih mas, siap saya praktekin ;D Terima kasih, Tirta. Insya Alloh, doa kita semua terkabul... Ok. Lanjutin ya... Sebelum dikupas catatan akhir tahun 2011 KTKI, mari kita lihat kembali kontribusi yang sudah dilakukan para anggotanya sepanjang didirikan/diaktifkan kembali. Saya yakin, catatan ini tentu masih terlalu sedikit, karena ini berdasarkan catatan pribadi saya dengan berdasar pada informasi yang saya terima baik oleh pelakunya langsung atau melalui reportase di Forum Tanaman Buas ini. Jadi mohon maaf, jika ada kegiatan kawan-kawan yang tidak tercatat dan sebaliknya, silakan menginformasikan saja secara langsung biar nanti saya edit. Kilas Balik ini penting untuk mengupas sudah sejauh mana kita melangkah dan bisa menjadi acuan bagaimana langkah selanjutnya. Ok, segitu dulu aja. Silakan disimak! KILAS BALIK Tahun 2006 PublikasiPada Maret 2006, peneliti LIPI yang juga pendiri KTKI, Drs. Muhammad Mansur, M.Sc menerbitkan bukunya yang berjudul: “Nepenthes: Kantung Semar yang unik”. Pada Juni 2006, pasangan peneliti Universitas Andalas, Hernawati dan Pitra Akhriadi menerbitkan buku “A Field Guide to the Nepenthes of Sumatera”. Pada Agustus 2006, M. Apriza Suska bersama anggota KTKI lainnya membantu penerbitan perdana buku Trubus Info Kit mengenai nepenthes. Buku inilah yang kemudian menjadi panduan penggemar nepenthes di Indonesia sampai saat ini. Ekspedisi Jawa (April, Mei)Ekspedisi ini berlangsung berkali-kali dengan tim KTKI yang berbeda-beda. Catatan terpenting dalam ekspedisi ini adalah penemuan spesies baru oleh M. Apriza Suska di G. Salak, Jawa Barat, yang dinamai sementara: “nepenthes sp. salak”. Pada Mei 2006, Adrian Y. Wartono bersama dengan Divisi Nepenthes Indonesia, melakukan penelitian di G. Slamet, Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mencatat distribusi habitat nepenthes di P. Jawa dengan salah satu misinya adalah penemuan Nepenthes mirabilis. KTKI meyakini N. mirabilis dapat ditemukan kembali karena dahulu sempat diketahui memiliki habitat di Bidara Cina (Jakarta), Rawa Lakbok (Ciamis) dan Bekasi, namun hilang karena sudah beralih fungsi lahan menjadi perumahan dan persawahan. Ekspedisi KalimantanDalam ekspedisi ini, anggota KTKI yang terlibat adalah Yopi Kolisen, Alfindra Primaldhi, Ceko Mulyando dan M. Apriza Suska. Tim ini membantu upaya peneliti asing Charles Clarke dan Steward McPherson untuk menemukan kembali Nepenthes pilosa. Selain itu, tim KTKI juga mencatat distribusi habitat N. reinwardtiana, N. gracilis, N. mirabilis dan N. ampullaria. Tahun 2007 Ekspedisi JawaDalam ekspedisi kali ini, beberapa anggota KTKI, seperti: Adrian Y. Wartono dan M. Apriza Suska menemukan berbagai macam varian dari N. gymnamphora dan N. adrianii di berbagai pegunungan dan dataran tinggi di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ekspedisi Sumatera (Maret, April dan Juli)Dalam ekspedisi ini, Tim KTKI berhasil menemukan sendiri habitat N. beccariana dan N. tenuis. Selain itu, KTKI juga berhasil menemukan sendiri habitat dan populasi N. adnata, N. albomarginata, N. ampullaria, N. aristolochioides, N. bongso, N. eustachya, N. gracilis, N. pectinata, N. inermis, N. jacquelineae, N. longifolia, N. mirabilis, N. ovata, N. rafflesiana, N. reinwardtiana, N. rhombicaulis, N. singalana, N. spathulata, N. spectabilis, N. sumatrana dan N. tobaica. Juga penemuan baru hibrida alami seperti: N. adnata x ampullaria, N. adnata x eustachya, N. ampullaria x eustachya, N. beccariana x gracilis, N. eustachya x beccariana, N. sumatrana x gracilis dan N. sumatrana x beccariana. Ekspedisi KalimantanDalam ekspedisi ini, KTKI secara khusus meninjau langsung populasi dan distribusi N. clipeata. Dalam kasus menyurutnya N. clipeata, tim KTKI mencatat beberapa pokok masalah yang dihadapi dalam konservasi N. clipeata di Kalimantan. Ekspedisi PapuaDalam ekspedisi ini, anggota KTKI Tommy Faidiban dan Alfindra Primaldhi berhasil menemukan sendiri distribusi habitat: N. ampullaria, N. insignis (P. Biak), N. insignis (Nabire), N. lamii, N. mirabilis, N. maxima, N. neoguineensis dan N. papuana. Selain spesies yang sudah tercatat, KTKI juga menemukan varian dari spesies N. insignis (mainland form), N. mirabilis (giant) dan dugaan spesies baru: “N. sp. misool”. Selain spesies dan variannya, KTKI juga berhasil mencatat untuk pertama kalinya hibrida alami di Papua, yakni: N. ampullaria x neoguineensis, N. maxima x ampullaria, N. maxima x mirabilis, N. mirabilis x ampullaria dan N. neoguineensis x maxima. Tahun 2008 Ekspedisi Sulawesi (Januari)Pada ekspedisi ini, KTKI berhasil menemukan sendiri habitat: N. glabrata, N. maxima, N. mirabilis, N. tentaculata dan N. tomoriana. Yang menarik, KTKI juga berhasil menemukan varian N. maxima (mini), spesies baru: “N. sp. poso” dan “N. sp. gorontalo” serta hibrida alami N. glabrata x maxima. Ekspedisi SumateraPada ekspedisi ini, KTKI berhasil menemukan sendiri habitat spesies: N. dubia, N. jamban, N. lingulata, N. rigidifolia, N. sumatrana, N. xiphioides serta spesies baru, yakni: “sp. naga” dan “sp. cimit”. Sementara, hibrida alami yang ditemukan adalah N. longifolia x reinwardtiana. Ekspedisi Papua (Mei, April)Pada ekspedisi ini, KTKI berhasil menemukan sendiri habitat N. klossii, N. treubiana (oleh Tommy Faidiban), varian N. maxima (new form) dan hibrida alaminya N. klosii x maxima. Ekspedisi Jawa (Desember) Pada ekspedisi ini, akhirnya Adrian Y. Wartono berhasil menemukan N. mirabilis di Banten. Tahun 2009 Ekspedisi Sumatera (Februari)Peninjauan lokasi: N. naga, N. adnata, N. eustachya, N. gracilis, N. longifolia, N. rhombicaulis, N. spathulata, N. jacquelineae, N. izumiae, N. jacquelineae x izumiae, pectinata, N. lingulata, N. dubia, N. jamban. Pemastian spesies baru: N. taminii (in ed.). Penemuan hibrida baru: N. jamban x lingulata. Publikasi (Maret)Publikasi ilmiah penemuan spesies baru: N. naga yang dimuat di Jurnal Reinwardtia vol. 12. Ekspedisi Sumatera (Mei-Juni)Peninjauan lokasi: N. ampullaria, N. ampullaria (variegata), N. cf. flava (lokasi baru, varian baru/spesies baru), N. gracilis, N. mikei, N. mirabilis, N. mirabilis x sumatrana, N. ovata, N. ovata x spectabilis, N. reinwardtiana, N. reinwardtiana x tobaica, N. sumatrana (lokasi baru), N. tobaica, Ekspedisi Sulawesi (Juni)Peninjauan lokasi: N. tentaculata, N. hamata. Tahun 2010 Ekspedisi Jawa, G. Slamet (Februari)Penemuan kembali: N. adrianii. Deskripsi spesies baru: N. adrianii (on going). Kerjasama Konservasi Ex-Situ Terpusat, Kebun Raya Cibodas, Cipanas (Maret-April)Pembangunan “Rumah Nepenthes” yang dikhususkan pada tanaman dataran tinggi. Proyek ini masih mencari pendanaan. Kerjasama Konservasi N. clipeata di G. Kelam, Kalimantan Barat (14-17 Maret)Memastikan kerjasama KTKI dengan Peneliti Irwan Lovadi untuk penyelamatan konservasi N. clipeata. Kerjasama Pendataan Visual Nepenthes dengan Microsoft (Februari-Maret)Bentuk kerjasama ini adalah membantu Peneliti Protein, Arif Witarto untuk mengembangkan pendataan genetik Nepenthes berbasis internet. Proyek ini didanai oleh Microsoft Indonesia. Ekspedisi Sumatera Utara (April-Mei)Kunjungan ke habitat N. sumatrana, N. beccariana, N. spectabilis dan lainnya. Peserta Yanto Suwendi dan Yopi Kolisen. Ekspedisi Papua (Mei-Juli)Peninjauan lokasi oleh Putra Setiawan: N. maxima, N. neoguineensis dan N. klossii Kerjasama Pameran Konservasi dengan PIKA, Jakarta (24-26 Mei)Memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia di Manggala Wanabakti, Jakarta. PIKA adalah Pusat Informasi Konservasi Alam Departemen Kehutanan Indonesia. Kompetisi Wirausaha British Council (Juni – September)Kompetisi ini mempromosikan dan menguji gagasan “community based conservation”. Dalam hal ini KTKI lolos 20 besar dari 600 aplikan yang ada. Pada bulan September akan dimulai babak penentuan. Pada babak Final, KTKI kalah. Kerjasama Konservasi Tanaman Tematik, Ancol EcoPark (Juni – Juli)Kerjasama ini berbentuk penawaran pemasukan tanaman tematik berikut konsepnya. Kerjasama yang baru bisa terwujud antara Suska Nursery dengan Pengelola Putri Duyung. Presentasi Edukasi, Cilegon, Jawa Barat (Juli)Bekerjasama dengan SMP YPKS, Cilegon untuk membangun dan membudidayakan Nepenthes. Ekspedisi Belitung (Juli)Kunjungan ke habitat N. gracilis oleh Susanto. Presentasi dalam International Carnivorous Plant Society, Leiden, Belanda (Agustus)Anggota Dewan Penasehat KTKI, Adrian Y. Wartono mewakili delegasi Indonesia untuk memperesentasikan konsep “community based conservation”. Workshop dengan Pedagang Pasar Bunga dan Tanaman Hias Rawa Belong, Jakarta Barat (September) Menjajaki kemungkinan kerjasama dengan Komunitas Pedagang Bunga dan Tanaman Hias Rawa Belong. Mereka masih menunggu bentuk kerjasama dari kita. Tahun 2011 Ekspedisi G. Wilis (Januari)Adrian Y. Wartono, melakukan perjalanan di G. Wilis. Kompetisi Wirausaha British Council (Juli - ?)KTKI kembali mencoba untuk berkompetisi lagi. Persiapan Pembangunan Tahap Awal “Rumah Nepenthes”, KR Cibodas (April)Upaya ini tertunda karena dana kembali tidak tercukupi. Pameran FLONA di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara (Mei-April)Cukup jelas. Nah, setelah melihat kilas balik ini, saya rasa (dan seharusnya) kita semua bisa menepis keraguan untuk menyongsong 2012. Tapi benarkah begitu? Bersambung....
|
|
|
Post by m1ko on Nov 15, 2011 9:25:30 GMT 7
Wah padahal meskipun agak berkurang aktivitas di forum saya masih memantau, komunikasi sama Pakde selalu dilakukan cuma ketemu langsung memang jarang, tapi jangan dianggap sudah ngga aktif, nepe masih oke di rumah ,nyilang masih jalan terus , mau pupuk masih produksi , nah kalo sudah pada bangun, mau aktif lagi ayo siapa takut he..he..nepe masih tetap dihati yg paling dalam.
|
|
|
Post by AAN on Nov 15, 2011 10:54:11 GMT 7
resiko hobi gini om...ada pasang surutnya...keknya klo dibahas di SADAR manteb nih om.....bisa minta pendapat dr rekan2 langsung.......
|
|
|
Post by ganang on Nov 15, 2011 23:47:49 GMT 7
Saya, Sabtu kemarin 13/11 juga ada di Pak De, sayang nya saya gak bisa lama sbb mesti balik ke Surabaya malam itu juga. Dan di rumah pak De untuk pertama kali saya ketemu Mr. John ternyata orang nya ganteng dan friendly (bukan muji lho emang kenyataan nya paling tidak menurut saya), maklum saya newbie di FTB jadi yg kenalan langsung juga masih sedikit.
Setuju banget diadakan Sadar biar bisa dibahas KTKI kedepan terutama di bidang manajemen dan program. Sayang nya saya tidak bisa hadir kalau tgl. 17-18 Des. sebab sedang berada di sumatra krn pekerjaan kecuali kalau ada perubahan ke tgl 10-11. Tapi ide SADAR saya dukung 1000%. Semoga sukses.
|
|
|
Post by Nyala on Nov 16, 2011 1:53:46 GMT 7
Wah padahal meskipun agak berkurang aktivitas di forum saya masih memantau, komunikasi sama Pakde selalu dilakukan cuma ketemu langsung memang jarang, tapi jangan dianggap sudah ngga aktif, nepe masih oke di rumah ,nyilang masih jalan terus , mau pupuk masih produksi , nah kalo sudah pada bangun, mau aktif lagi ayo siapa takut he..he..nepe masih tetap dihati yg paling dalam. Ampuuunnnn, Pak Miko! Kayaknya emang saya-nya aja yang merasa kehilangan dan sebabnya karena saya yang ngilang...hahahaha...
|
|
|
Post by dontknowwhy on Nov 16, 2011 9:47:24 GMT 7
Saya, Sabtu kemarin 13/11 juga ada di Pak De, sayang nya saya gak bisa lama sbb mesti balik ke Surabaya malam itu juga. Dan di rumah pak De untuk pertama kali saya ketemu Mr. John ternyata orang nya ganteng dan friendly (bukan muji lho emang kenyataan nya paling tidak menurut saya), maklum saya newbie di FTB jadi yg kenalan langsung juga masih sedikit. Mas, coba diyakinkan dulu..apakah memang ketemu John.. jangan-jangan bukan.. @nyala: Tuh, ternyata banyak banget yang mendambakan ketemu ketua yang legend.. hehe Oya, terimakasih banyak atas rekap aktivitas KTKI, juga turut simpati atas cobaan yang sedang dialami.. semoga Allah memberikan kekuatan bagi keluarga dan memberikan jalan yang terbaik..do'a kami bersama.. Soal CEC yang kedua, KTKI kalah lagi - seperti kita tahu isu lingkungan hidup apalagi nepenthes tidak pernah sexy di mata juri, karena keterlibatan sosialnya memang tidak sehebat yg menyangkut manusia (pendidikan, petani, etc).. tapi jangan kuatir, saya berencana tetap maju perang di beberapa kompetisi social entreprneurship mendatang.. Sementara update dari saya: saya sedang melakukan program breeding yang nantinya hasilnya selain untuk kas KTKI juga sebagai racun bagi peminat tanaman - harapannya pencinta tavor ini makin banyak.. viva KTKI !
|
|
|
Post by ganang on Nov 16, 2011 22:09:44 GMT 7
Saya, Sabtu kemarin 13/11 juga ada di Pak De, sayang nya saya gak bisa lama sbb mesti balik ke Surabaya malam itu juga. Dan di rumah pak De untuk pertama kali saya ketemu Mr. John ternyata orang nya ganteng dan friendly (bukan muji lho emang kenyataan nya paling tidak menurut saya), maklum saya newbie di FTB jadi yg kenalan langsung juga masih sedikit. Mas, coba diyakinkan dulu..apakah memang ketemu John.. jangan-jangan bukan.. @nyala: Tuh, ternyata banyak banget yang mendambakan ketemu ketua yang legend.. hehe Oya, terimakasih banyak atas rekap aktivitas KTKI, juga turut simpati atas cobaan yang sedang dialami.. semoga Allah memberikan kekuatan bagi keluarga dan memberikan jalan yang terbaik..do'a kami bersama.. Soal CEC yang kedua, KTKI kalah lagi - seperti kita tahu isu lingkungan hidup apalagi nepenthes tidak pernah sexy di mata juri, karena keterlibatan sosialnya memang tidak sehebat yg menyangkut manusia (pendidikan, petani, etc).. tapi jangan kuatir, saya berencana tetap maju perang di beberapa kompetisi social entreprneurship mendatang.. Sementara update dari saya: saya sedang melakukan program breeding yang nantinya hasilnya selain untuk kas KTKI juga sebagai racun bagi peminat tanaman - harapannya pencinta tavor ini makin banyak.. viva KTKI ! Rasa nya gak salah Mas Imam wong sdh berjabat tangan ;D kalau salah pak de juga ikut menyesatkan kan Mantafff program nya mas Imam, lanjut terusss....saya doa kan semoga sukses.
|
|
|
Post by Nyala on Nov 18, 2011 1:33:38 GMT 7
Lanjut dulu yaa… Catatan Akhir Tahun 2011Community Based Conservation atau Community Based Nothing?Apakah mungkin kolektor tanaman Nepenthes dapat menyelamatkan habitatnya? Jika pertanyaan ini bersandar pada asumsi umum yang negatif bahwa sifat kolektor adalah egois dan rakus, maka sudah tentu kita akan menjawabnya dengan mudah: tidak mungkin. Apakah mungkin poacher, kolektor, pedagang tanaman, eksplorer, peneliti dan aktivis dapat bersatu melawan kerusakan habitat? Jika pertanyaan ini masih bersandar pada asumsi umum seperti diatas, jawabannya tentu sama: tidak mungkin. Jika kita tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, maka jawablah pertanyaan ini: “ Ngapain juga kita berkumpul kalau hanya menambah kerusakan?” 1. Your Love is Killing Me!Teman-teman yang tercinta. Saya tidak sedang meremehkan persahabatan kita. Saya tidak sedang mengabaikan semangat dan kontribusi siapapun. Saya juga tidak sedang berlagak munafik, hipokrit dan sok suci. Juga, saya mengaku punya hasrat memiliki semua spesies dan silangan yang ada. Saya pernah ceroboh dan membunuh beberapa spesies yang dilindungi/terancam punah, seperti: N. clipeata, N. adrianii dan lain sebagainya. Percayalah, saya mungkin adalah kolektor terburuk yang pernah ada. Namun, saya tidak memungkiri bahwa saya bahagia dengan persahabatan kita. Saya selalu merasa lebih hidup bersama dengan semangat kita. Saya juga orang yang kerap sedih mendengar, membaca dan mengetahui kerusakan habitat tanaman yang kita cintai ini. Atau selalu kesal karena kurangnya perhatian pemerintah/masyarakat atas perlindungan tanaman ini. Dan, saya bersyukur karena masih memiliki perasaan seperti itu. Persoalannya, memiliki kedua perasaan ini (menjadi kolektor dan sekaligus mencintai habitatnya) bukan soal yang mudah. Rasa bersalah selalu menghantui dan sesekali merasa sangat malu. Saya pernah berdiskusi dengan seorang aktivis lingkungan mengenai kerusakan habitat N. adrianii di G. Slamet. Waktu itu, dalam rangka dukungan dana dan menceritakan serunya ekspedisi. Ditengah-tengah obrolan yang asyik itu, tiba-tiba dia bertanya: “Bai de wei, lo ngoleksi juga tanamannya?” Saya jawab, “Iya”. Segera, dia tersenyum. Sinis. Raut wajahnya berubah drastis. Seolah-olah ingin mengatakan: “Taik kucing luh! Omong kosong-lah obrolan ini” Duh, rasanya pengen banget kabur… Teman-teman yang tercinta. Pengalaman saya ini adalah potret riil dari citra kolektor tanaman pada umumnya, terutama di mata aktivis lingkungan. Kolektor itu sucks! Kira-kira begitu deh. Sebab kolektor-lah yang menggerakkan orang-orang di hutan untuk mencabuti tanaman-tanaman langka. Itu argumen mereka. Kebersamaan kolektor? Bullsh**s, ah! Antar kolektor itu pasti bersaing, John! Mana ada sih, kolektor yang gak pengin punya tanaman yang dipunya kolektor lain? Mereka itu saling pamer, bro. Saling berderma? Suka dibagiin gratis? Halah, racun itu.. Ujung-ujungnya pasti disuruh beli. Semua orang mau duit, Bos. Gratis itu pasti ada maksudnya. Ironis ya? Padahal kan kolektor-lah yang memuliakan tanaman-tanaman itu. Yang membuat tanaman-tanaman itu menjadi penting, berharga dan bernilai adalah kolektor. Singkatnya, cinta kita ternyata justru mengakibatkan kerusakan. Sial amat ya. Tragis abis. Kalo Nepe bisa ngomong mungkin begini: “Cinta lu bikin gue mati, tauk!” 2. Apakah KTKI adalah Harapan?Teman-teman yang tercinta. Kita mungkin bisa membela diri. Ah, mereka berlebihan, John. Yang kita miliki tuh ga seberapa dengan kerusakan yang dilakukan oleh pembukaan lahan (untuk pertanian, perkebunan dan penebangan kayu). Lo sekali-kali ke hutan dong. Justru, kita nih yang menyelamatkan nepenthes dari ketidakpedulian orang-orang, dan penelantaran akibat pembukaan lahan. Lagian kan, kita membeli karena ada yang menjual. Sebaliknya, yang jual bilang: Ngapain juga lu beli? Yang matiin kan elu (kolektor). Waktu, ditangan gw, tuh taneman masi idup, kok! Akhirnya, baliknya lagi-lagi ke kolektor. Ah, kolektor lagi. Kolektor lagi. Kolektor? Aha! Teman-teman yang tercinta. Tidakkah kita sadari, “ Key Player” dari persoalan ini adalah kolektor? Kolektor yang menentukan bagus/tidak bagus-nya sebuah tanaman. Sebagai pemilik terakhir, kolektor-lah yang membuat tanaman itu tetap hidup/mati. Kolektor juga bisa memperbanyak tanaman itu. Kolektor-lah yang punya uang. Jadi sesungguhnya, kolektor adalah kunci. Dari uraian ini, rasanya boleh dong kita berandai-andai. Ah, kalau saja kolektor memiliki keterampilan memelihara yang membuat tanaman tetap hidup sehat. Kalau saja kolektor memiliki kepandaian memperbanyak tanaman. Kalau saja kolektor bisa saling bekerjasama untuk memperbaiki habitat di hutan. Dan lain sebagainya…. Teman-teman tercinta. Buat saya, ternyata harapan itu mungkin. Bukan asal ngayal. Pengalaman saya berkomunitas di KTKI ternyata yang resah juga banyak. Yang ingin cari jalan keluarnya lumayan rame. Dan yang terpenting semua potensi itu ternyata dimiliki oleh KTKI. Ingat! Anggota yang tergabung dalam KTKI luar biasa beragam. Baik latar belakangnya juga motivasinya. Ada yang suka eksplorasi. Ada yang cuma demen melihara. Ada yang memfokuskan diri pada keterampilan memperbanyak. Ada yang hanya pengin punya tambahan uang. Ada yang memang pengen jadi pengusaha. Ada juga yang membawa-bawa soal nasionalisme segala. Pokoknya segala macamlah. Lebih jauh lagi. Iklim persaingan di KTKI gak sesengit yang dibayangkan atau sekatro yang dituduhkan mereka-mereka. Malah, sebaliknya para anggota sering banget saling berbagi. Entah karena kedekatan personal atau karena memang dasarnya pada pemurah. Justru, saya sempat merasakan sengitnya persaingan dalam hal cara memelihara yang lebih sehat, perbanyakan, keterampilan dalam menyilang sampai dengan urusan tata-menata. Semuanya disampaikan secara terbuka/publik dengan semangat berbagi pengalaman. Upaya untuk mencari solusi? Silakan cek lagi rekapitulasi aktivitas KTKI yang saya tulis sebelumnya. Dari mulai sekadar saling berbagi, kemudian timbul ide bikin Toko KTKI supaya ada kas. Iuran anggota juga. Mimpi punya konservasi ex situ bersama. Bikin proposal dan kesana-kemari mencari peluang bisnis. Gila kan? 3. Community Based ConservationTeman-teman tercinta. Jelas sudah, tanpa disadari kita tengah mempraktekan konsep Konservasi Berbasis Komunitas atau Komunitas yang bertujuan untuk konservasi. Persoalannya bagaimana cara kita menjalankannya? Nah, berikut ini saya akan paparkan sebuah konsep yang dibuat ketika dan karena mengikuti Kompetisi Wirausaha Berbasis Komunitas (Community Entrepreneur Competition/CEC) yang pertama kali (2010 lalu). Beberapa teman, mungkin sudah pernah melihatnya/membacanya. Namun, dengan semangat saling berbagi dan saling koreksi, rasanya tidak ada salahnya untuk disampaikan untuk bahan diskusi kita atau setidaknya jadi sumbangan sejarah bahwa kita pernah mengonsepkan komunitas ini. Karena format awalnya adalah Powerpoint dan selain itu udah mulai pegel ngetiknya, saya tampilkan dengan imej aja ya. Silakan disimak dulu, untuk penjelasannya, maaf, kayaknya bersambung ya… Punten. Nyambung maneh...
|
|
|
Post by feedo on Nov 18, 2011 15:29:26 GMT 7
Baru online lagi setelah sekian lama dan ternyata KTKI masih exist. Luar biasa terutama untuk Bang John. Lanjutkan...
|
|
|
Post by Mona | Banzai on Nov 18, 2011 18:50:47 GMT 7
Tulisan kaya gini yang selalu gue nantikan di forum hijau tercinta kita ini...
Lanjutkan...!
*nyimak mode : ON
|
|
|
Post by ganang on Nov 18, 2011 23:11:29 GMT 7
I am watching, pls continue ....
|
|
|
Post by tirta13 on Nov 18, 2011 23:35:51 GMT 7
Banyak dilema yang terjawab oleh tulisan ini...mantap mas John...
Suka banget tulisan ini : “Cinta lu bikin gue mati, tauk!”
*masih menyimak
|
|