Post by m1ko on Jul 3, 2012 8:58:39 GMT 7
Tanaman Pemakan Cacing Ditemukan
Albertina S.C. | Senin, 02 Juli 2012 - 14:20:57 WIB
Dibaca : 51
(Philcoxia minensis. /telegraph.co.uk)Tiga jenis tanaman karnivora yang memakan cacing tanah ditemukan di padang rumput Brasil.
Tipe terbaru tanaman karnivora yang memerangkap dan memakan mangsa dari bawah tanah ditemukan. Para ahli botani menemukan tiga tanaman yang semuanya berasal dari keluarga bunga snapdragonyang populer dengan jaringan daunnya yang lengket di bawah tanah.
Dengan daunnya, tiga tanaman yang ditemukan di padang rumput padang tinggi Brasil ini menjebak dan mencerna cacing tanah dan makluk lain yang menyembul ke permukaan tanah lengket. Philcoxia minensis, Philcoxia goiasensis, dan Philcoxia bahiensis yang sangat langka ini pertama kali dijelaskan oleh ahli botani Kew Peter Taylor, seperti dikutip dari The Telegraph, Minggu (1/7).
Betul, ada banyak banyak spesies tanaman karnivora yang menyambar serangga, katak, bahkan mamalia kecil untuk menambah nutrisi yang mereka butuhkan untuk tumbuh. Tapi, tidak pernah ada tanaman yang ditemukan untuk menjebak mangsa di bawah tanah. Kini, ahli botani percaya mungkin ada tanaman lain yang menggunakan metode serupa yakni membunuh dan memakan hewan yang tidak dikenal sebelumnya.
Umumnya tanaman karnivora menggunakan daun di atas tanah untuk menjebak mangsanya. Dengan sigap tanaman ini menyerang dengan melipat daun mereka ke dalam wadah yang memegang sup pencernaan serangga yang jatuh ke dalamnnya. Sementara perangkap Venus Fly terkunci dengan daun menutupi mangsa yang berjalan ke arah mereka.
Dr. Peter Fritsch dari California Academy of Sciences Amerika Serikat yang memimpin penelitian mengaku mulai mencari tanaman terkait yang juga dapat dicerna hewan bawah tanah yang bisa saja menggunakan pendekatan tersebut untuk menjadi karnivora.
"Pertama kali saya melihat tanaman ini saya tidak percaya apa yang saya lihat. Saya tidak pernah melihat yang seperti mereka sebelumnya. Tanah tempat mereka tumbuh sangat miskin dan berpasir. Akar mereka pada dasarnya hanya memberikan dukungan, tetapi mereka memiliki daun yang tumbuh di bawah tanah juga,” kata Fritsch.
"Kami mengambilnya, melihat lebih dekat, dan menemukan ada sisa-sisa cacing menempel di permukaan atas daun di bawah tanah,” dia menambahkan.
Menurut Fritsch, mungkin ada lebih banyak tanaman seperti ini yang belum diakui. Juga ada banyak tanaman terkenal yang telah diusulkan untuk menjadi karnivora karena sesuai dengan profil, tetapi tidak ada yang di luar itu yang entah mereka ada atau tidak. “Beberapa bisa menggunakan adaptasi yang mirip dengan ini," ujar dia.
Dia menjelaskan, karena tumbuh dalam kondisi kekurangan nutrisi dari bercak putih dan tidak memiliki jaringan mineral biasa dari akar halus, tanaman ini bisa menjadi karnivora. Taylor juga melihat permukaan atas daun yang dihiasi dengan kelenjar yang mensekresikan zat lengket.
Tapi, belum lagi memeriksa tanaman secara detail, Dr. Fritsch dan rekan-rekannya menemukan bulatan kecil daun hampir seperdelapan inci di bawah permukaan tanah yang penuh dengan sisa-sisa cacing nematoda.
Bekerja dengan peneliti dari Universitas Negeri Campinas di Sao Paulo, para ilmuwan kemudian "memberi makan" cacing yang telah diolah dengan isotop nitrogen untuk tanaman. Mereka menemukan bahwa dalam waktu 24 jam, beberapa nitrogen dari cacing telah pindah ke tanaman. Mereka juga menemukan enzim yang kuat pada permukaan daun yang membantu mencerna tubuh cacing-cacing itu.
Dr. Fritsch percaya bahwa tanaman dapat menjebak binatang lain selain dari cacing, termasuk serangga yang lewat. Tetapi, tim peneliti belum menemukan apapun lagi setelah itu. Pasalnya, tubuh cacing-cacing begitu cepat lenyap untuk dicerna sebelum dilihat oleh peneliti.
"Ini belum jelas apakah tanaman ini menarik organisme ke dalam daun lengket mereka, karena kami belum menemukan sesuatu untuk itu," kata dia. "Ini bisa saja adalah sistem pasif ketika binatang masuk ke dalam dan kontak dengan daun saat mereka lewat dan terjebak.
Lebih jauh Fritsch menjelaskan, “Kami sekarang mulai melakukan beberapa penelitian populasi genetik untuk menemukan spesies lain yang terkait."
(The Telegraph)
Sumber :http://www.shnews.co/detile-4078-tanaman-pemakan-cacing-ditemukan.html
Albertina S.C. | Senin, 02 Juli 2012 - 14:20:57 WIB
Dibaca : 51
(Philcoxia minensis. /telegraph.co.uk)Tiga jenis tanaman karnivora yang memakan cacing tanah ditemukan di padang rumput Brasil.
Tipe terbaru tanaman karnivora yang memerangkap dan memakan mangsa dari bawah tanah ditemukan. Para ahli botani menemukan tiga tanaman yang semuanya berasal dari keluarga bunga snapdragonyang populer dengan jaringan daunnya yang lengket di bawah tanah.
Dengan daunnya, tiga tanaman yang ditemukan di padang rumput padang tinggi Brasil ini menjebak dan mencerna cacing tanah dan makluk lain yang menyembul ke permukaan tanah lengket. Philcoxia minensis, Philcoxia goiasensis, dan Philcoxia bahiensis yang sangat langka ini pertama kali dijelaskan oleh ahli botani Kew Peter Taylor, seperti dikutip dari The Telegraph, Minggu (1/7).
Betul, ada banyak banyak spesies tanaman karnivora yang menyambar serangga, katak, bahkan mamalia kecil untuk menambah nutrisi yang mereka butuhkan untuk tumbuh. Tapi, tidak pernah ada tanaman yang ditemukan untuk menjebak mangsa di bawah tanah. Kini, ahli botani percaya mungkin ada tanaman lain yang menggunakan metode serupa yakni membunuh dan memakan hewan yang tidak dikenal sebelumnya.
Umumnya tanaman karnivora menggunakan daun di atas tanah untuk menjebak mangsanya. Dengan sigap tanaman ini menyerang dengan melipat daun mereka ke dalam wadah yang memegang sup pencernaan serangga yang jatuh ke dalamnnya. Sementara perangkap Venus Fly terkunci dengan daun menutupi mangsa yang berjalan ke arah mereka.
Dr. Peter Fritsch dari California Academy of Sciences Amerika Serikat yang memimpin penelitian mengaku mulai mencari tanaman terkait yang juga dapat dicerna hewan bawah tanah yang bisa saja menggunakan pendekatan tersebut untuk menjadi karnivora.
"Pertama kali saya melihat tanaman ini saya tidak percaya apa yang saya lihat. Saya tidak pernah melihat yang seperti mereka sebelumnya. Tanah tempat mereka tumbuh sangat miskin dan berpasir. Akar mereka pada dasarnya hanya memberikan dukungan, tetapi mereka memiliki daun yang tumbuh di bawah tanah juga,” kata Fritsch.
"Kami mengambilnya, melihat lebih dekat, dan menemukan ada sisa-sisa cacing menempel di permukaan atas daun di bawah tanah,” dia menambahkan.
Menurut Fritsch, mungkin ada lebih banyak tanaman seperti ini yang belum diakui. Juga ada banyak tanaman terkenal yang telah diusulkan untuk menjadi karnivora karena sesuai dengan profil, tetapi tidak ada yang di luar itu yang entah mereka ada atau tidak. “Beberapa bisa menggunakan adaptasi yang mirip dengan ini," ujar dia.
Dia menjelaskan, karena tumbuh dalam kondisi kekurangan nutrisi dari bercak putih dan tidak memiliki jaringan mineral biasa dari akar halus, tanaman ini bisa menjadi karnivora. Taylor juga melihat permukaan atas daun yang dihiasi dengan kelenjar yang mensekresikan zat lengket.
Tapi, belum lagi memeriksa tanaman secara detail, Dr. Fritsch dan rekan-rekannya menemukan bulatan kecil daun hampir seperdelapan inci di bawah permukaan tanah yang penuh dengan sisa-sisa cacing nematoda.
Bekerja dengan peneliti dari Universitas Negeri Campinas di Sao Paulo, para ilmuwan kemudian "memberi makan" cacing yang telah diolah dengan isotop nitrogen untuk tanaman. Mereka menemukan bahwa dalam waktu 24 jam, beberapa nitrogen dari cacing telah pindah ke tanaman. Mereka juga menemukan enzim yang kuat pada permukaan daun yang membantu mencerna tubuh cacing-cacing itu.
Dr. Fritsch percaya bahwa tanaman dapat menjebak binatang lain selain dari cacing, termasuk serangga yang lewat. Tetapi, tim peneliti belum menemukan apapun lagi setelah itu. Pasalnya, tubuh cacing-cacing begitu cepat lenyap untuk dicerna sebelum dilihat oleh peneliti.
"Ini belum jelas apakah tanaman ini menarik organisme ke dalam daun lengket mereka, karena kami belum menemukan sesuatu untuk itu," kata dia. "Ini bisa saja adalah sistem pasif ketika binatang masuk ke dalam dan kontak dengan daun saat mereka lewat dan terjebak.
Lebih jauh Fritsch menjelaskan, “Kami sekarang mulai melakukan beberapa penelitian populasi genetik untuk menemukan spesies lain yang terkait."
(The Telegraph)
Sumber :http://www.shnews.co/detile-4078-tanaman-pemakan-cacing-ditemukan.html