|
Post by syx on Apr 11, 2008 16:23:48 GMT 7
Hue..he..he.. Bule ilang negaranya ngamuk... Kena embargo lagi deh.. hue..he..he.. mending kalo embargo... kalo mbabati hutan dng alasan nyari warga negaranya yg ilang? padahal nepenya udah dibawa ke negaranya sono.
|
|
|
Post by nephilim on Apr 24, 2008 11:55:11 GMT 7
jangan cuman disalahin bulenya, sayangnya orang kita sendiri lebih ngehargain orang bule daripada bangsanya sendiri. Foto2 perjalanan ke Lokasi jac-q sudah kita posting (saya dan bang Suska) posting jauh hari sebelum ada forum ini, dan sebelum trubus. kita sudah 2x ke lokasi Jac-q. Si bule itu gk bakalan sampe kelokasi kalo tanpa usaha bg Suska. pitcherplants.proboards34.com/index.cgi?board=nepwild&action=display&thread=3718pitcherplants.proboards34.com/index.cgi?board=nepwild&action=display&thread=3767tim KTKI sudah mendokumentasikan lebih dari 30 species nepe, minimal 3 spesies baru, dan merupakan salah satu kontributor terbesar buat wikipedia. kita gk cari duit, jadi foto2nya di bebasin aja, bagi2 informasi. tapi memang cerita lama, orang bule lebih ngejual. di malaysia penemuan spesies baru jadi berita nasional. disini kita sudah nemu 3 spesies baru, boro2 ada yang ngeliput. tapi gpp, bukan fame dan fortune kok yang dicari. ini juga sekedar klarifikasi saja, jangan meremehkan orang Indonesia, saya tersinggung kalau dibilang tidak ada usaha dari hobis lokal, maupun anggota KTKI untuk mendokumentasikan nepe dan mencari informasi baru. saya pengen sekali posting foto2 perjalanan saya, tapi berulang kali foto perjalanan dan dokumentasi digunakan buat para hunter dan penjarah untuk mencari keuntungan sesaat tanpa memperdulikan lingkungan. foto2 dijadikan ajang promosi, dan biasanya dalam waktu 1 minggu sudah banyak nepe2 yang baru ketemu lagi yang sudah dipamerkan dalam pot. Salam
|
|
|
Post by nephilim on Apr 24, 2008 11:57:25 GMT 7
jangan terpukau dengan kulit putih dan rambut pirang, banyak juga bule goblok, salah satunya di jago2kan sebagai peneliti handal, jadi siapa yang lebih goblok?
|
|
|
Post by riyadhzuhd on Apr 24, 2008 13:03:25 GMT 7
jangan terpukau dengan kulit putih dan rambut pirang, banyak juga bule goblok, salah satunya di jago2kan sebagai peneliti handal, jadi siapa yang lebih goblok? Yang lebih goblok menurut saya ya yang ikut"an menjagokan bule tersebut sebagai peneliti handal... ;d Saya salut dengan usaha Suska dan Alfin yang masih terus exploring species baru nepe dan tavor lainnya yang asli Indo-nice-ya... he..he..he.. Keep exploring broda!
|
|
|
Post by nephilim on Apr 24, 2008 13:52:19 GMT 7
trimakasih Pk Riyad,
masih banyak yang lainnya juga, Adrian, Gembel, Yuping, tim Div-Nep, dan kawan2 yang kebetulan belum posting hasil explorasinya. orang ini kampung halaman kita sendiri masa kita gk mau jalan2 untuk liat sendiri. Indonesia itu terlalu indah untuk disia-siakan, sayang kalau hari2 habis di mall saja menurut saya.
salam
|
|
|
Post by yanuar on Apr 24, 2008 15:34:36 GMT 7
sebenarnya sih pengen banget jalan2 ke halaman sendiri,selama disini aku bandingkan dengan indo kayaknya masih bagus indo,alam lebh bagus dan ijo,klo disini isinya cuman gersang,tandus n adanya cuman bush aja,gk menarik blas...cuman disini mereka lebih bisa menjual n menjaga harta mereka yang sangat terbatas sekali contoh aja objek wisata blue mountains yang di brosur begitu menarik tapi setelah dikunjungi...alah cuman sgitu aja,gk menarik2 bget,gk ijo n gersang,klo dibandingkan gunung bromo jatim ato bedugul bali yang sama2 gunungnya masih kalah jauh ama halaman kita.kendala terbesar buat jalan2 yaa...dana dan waktu,klo keinginan sih pengen bgt.....
|
|
|
Post by dmz on Apr 25, 2008 8:54:51 GMT 7
jangan cuman disalahin bulenya, sayangnya orang kita sendiri lebih ngehargain orang bule daripada bangsanya sendiri. Foto2 perjalanan ke Lokasi jac-q sudah kita posting (saya dan bang Suska) posting jauh hari sebelum ada forum ini, dan sebelum trubus. kita sudah 2x ke lokasi Jac-q. Si bule itu gk bakalan sampe kelokasi kalo tanpa usaha bg Suska. pitcherplants.proboards34.com/index.cgi?board=nepwild&action=display&thread=3718pitcherplants.proboards34.com/index.cgi?board=nepwild&action=display&thread=3767tim KTKI sudah mendokumentasikan lebih dari 30 species nepe, minimal 3 spesies baru, dan merupakan salah satu kontributor terbesar buat wikipedia. kita gk cari duit, jadi foto2nya di bebasin aja, bagi2 informasi. tapi memang cerita lama, orang bule lebih ngejual. di malaysia penemuan spesies baru jadi berita nasional. disini kita sudah nemu 3 spesies baru, boro2 ada yang ngeliput. tapi gpp, bukan fame dan fortune kok yang dicari. ini juga sekedar klarifikasi saja, jangan meremehkan orang Indonesia, saya tersinggung kalau dibilang tidak ada usaha dari hobis lokal, maupun anggota KTKI untuk mendokumentasikan nepe dan mencari informasi baru. saya pengen sekali posting foto2 perjalanan saya, tapi berulang kali foto perjalanan dan dokumentasi digunakan buat para hunter dan penjarah untuk mencari keuntungan sesaat tanpa memperdulikan lingkungan. foto2 dijadikan ajang promosi, dan biasanya dalam waktu 1 minggu sudah banyak nepe2 yang baru ketemu lagi yang sudah dipamerkan dalam pot. Salam Emang susah yah kalo kita masih seperti ini, walaupun istilahnya KTKI merupakan "gerakan bawah tanah" (dalam istilah positif yah!!) untuk memajukan tanaman karnivora asli di Indonesia. Tapi saya juga bangga dengan aktivitas-nya dalam explorasi walaupun masih per kelompok masing2. Jadi menarik minat saya untuk masuk keanggotaan di KTKI. Tolong dong persyaratannya apa saja?? Untuk mas Alfin dan Suska kalau dirasakan mr. Jac-q sudah merugikan anda khususnya dan akan merugikan alam Indonesia umumnya, anda bisa meng-klaim dia dengan membeberkan foto atau dokumentasi lain anda saat itu bersama mr. Jac-q. Biar jadi pelajaran bagi bangsa luar kalau kita adalah bangsa maju yang tidak bisa dibodohi lagi. Saya tidak begitu mengetahui kalau mencantumkan foto di Wikipedia bisa mendapatkan keuntungan, tapi setiap usaha kita memang seharusnya mendapatkan keuntungan, yang bentuknya tidak harus selalu berupa materiil. Namun bisa juga penghormatan untuk negara kita yang kaya akan fauna tanaman buas nya. Untuk itu saya ingin sumbang saran, sebaiknya bila memposting spesies baru di wikipedia jangan lagi diberikan gratis, namun bagi yang ingin memiliki informasi spesies itu harus meminta izin dulu ke penemu spesies, yaitu KTKI. Jadi KTKI pun mendapatkan keuntungan berupa penghormatan dan alam kita juga ikut terjaga. terimakasih tuk KTKI atas usaha kalian selama ini. Hormat saya untuk kalian semua. Salam Demaz Adiputra, S.H
|
|
|
Post by nephilim on Apr 25, 2008 22:51:23 GMT 7
Halo Pk Demaz,
sebenarny kalau dibilang tindakan dia merugikan alam sih tidak, cuman kekecewaan atas "pertemanan" yang sudah terjalin. Tidak bisa dipungkiri kalau orang2 bule/eropah sudah lebih dulu menguasai tehnik budidaya, dan memang mereka yang pertama2 mendokumentasi dan mendata nepe di Indo, yah sekitar 100thn yang lalu. era penjarahan nepe nasional itu tahun 80-90an, waktu CITES belum diberlakukan.
pada awalnya kita juga banyak dibantu oleh ahli nepe luar, terutama Mr Chi'en dan Mr Clarke, mereka banyak mengajari tehnik untuk mencari lokasi nepe di alam, tehnik identifikasi jenis nepe, dan memberikan beberapa lokasi nepe. waktu ekspedisi perdana di Kaltim, nyari Pilosa, walaupun tidak sampai akhir, kita banyak belajar dari Mr Charles.
menurut saya tidak apa2 kalau mereka mau menjelajah dan mendata nepe di Indo, tapi kenapa banyak yang dirahasiakan, tidak mau berbagi info lokasi, tidak menyumbagkan herbarium, ataupun memberikan contoh tanaman.
sekarang ini ada 2 spesies dari sumatra yang belum dikasih nama, ada di tangan bule, ada 2 lagi yang ketemu sama mereka, untungnya ketemu juga sama kita jadi sedang diproses. di Sulawesi ada 2 (3) yang belum ada nama, kita sudah ketemu 2, sedang di proses juga, terus di papua ada 2 yang belum ada nama, dan kita belum ketemu, namun sudah mengetahui lokasinya.
intinya menurut saya adalah kerjasama, bukan saling memusuhi, atau mencurigai. sudah era globalisasi, gk jaman untuk nasionalisme buta, tapi yang diperlukan adalah kerjasama internasional, mereka punya keahlian, kita punya ahli-ahli yang ingin terus belajar. sudah ada beberapa kali kerjasama di Sumatra, namun hal ini masih dirasakan kurang.
yang jadi masalah sekarang, si mr jac-q itu bukan ahli, namun seolah2 ahli, terus dia tidak menghargai bantuan yang diberikan oleh tim KTKI. mungkin dulu waktu belum ada peminat nepe di indonesia orang bule tidak tahu musti kesiapa kerjasama, tapi sekarang ketika sudah jelas ada KTKI dan ilmuwan dibidang itu, kenapa masih ada pengambilan biota, yang terakhir terjadi dari Sulawesi (Sp1 & 2), sedang dideskripsikan tanpa melibatkan orang Indonesia.
ttg wikipedia, yah saya pribadi sih mikirnya buat bagi2 informasi aja, kita juga bisa memberikan kontribusi, gk harus UUD. buat nunjukin kalau di Indonesia itu ada kontribusi, ada yang memang niat untuk konservasi, dan pengembangan ilmu seputar nepe dan tavor. sayangnya image yang ada di mata org2 bule kita isinya hanya penjarah2 hutan yang nyari keuntungan sesaat.
pertanyaannya, kenapa bisa begitu...?
|
|
|
Post by dmz on Apr 26, 2008 16:01:17 GMT 7
wah, terima kasih atas informasi dan tanggapannya mas Alfin. Sejujurnya saya pun juga pendatang baru di dunia Tavor yang masih harus belajar banyak.
Mengenai permasalahan mas Alfin lebih cenderung ke masalah perlindungan Varietas Tanaman (sudah lama sekali saya tidak mempelajari lagi UU Varietas Tanaman, mungkin KTKI yang selama ini lebih banyak bergerak sbg peng-explorasi spesies Nepe lebih paham dengan UU ini), sehingga mengenai keberadaan WNA yang selama ini telah meng-explorasi varietas Nepe kita telah terbagi menjadi 2. Pertama yang ingin membantu mengembangkan kekayaan alam kita, seperti Mr Chi'en dan Mr Clarke. Lalu yang ingin meng-explorasi untuk keuntungan&nama dia sendiri, seperti mr. jac-q dan masalah di Sulawesi (Sp1&2).
Dari sudut pandang hukum, memang tidak etis bila meng-'judge' seseorang tanpa melihat kesaksiannya. Tapi secara pribadi, sebagai warga Indonesia, saya pun juga 'gerah' melihat kekayaan varietas Nepe kita terus diambil oknum dari bangsa lain (yang seharusnya melibatkan KTKI atau ilmuwan Nepe kita). Saran saya, agar contoh mr. jac-q tidak terulang lagi. Pada setiap WNA yang walaupun pada awalnya telah kita kenal baik, namun bila ingin ikut KTKI meng-explorasi hutan kita buatkanlah perjanjian tertulis, agar setiap varietas baru yang ditemukan harus dikembalikan ke bangsa Indonesia lagi dengan melalui KTKI.
Pertanyaan mas Alfin yang mengenai kita dianggap sebagai bangsa penjarah hutan. Kita pun tahu bahwa negeri kita memiliki hutan yang luas, yang tidak hanya berfungsi sebagai paru2 negara kita namun juga paru2 dunia. Dimana untuk mengurus kekayaan hutan tidaklah mudah. Di belahan bumi mana pun sudah pasti ada yang namanya oknum yang selalu mementingkan urusan pribadinya. Sebagai negeri hutan (punya hutan banyak), oknum-oknum tersebut sangat banyak berada di bidang perhutanan. Akibatnya sudah tentu bidang perhutanan kita disorot lebih banyak oleh masyarakat internasional.
Maaf kalau pembicaraan ini semakin panjang, tapi belum banyak membantu. Semoga teman-teman lain juga dapat menyikapi dan menanggapi.
Terima kasih.
|
|
|
Post by toengaoe on May 30, 2009 16:32:33 GMT 7
Sori nih, boleh ikutan juga khan?
Ketika kita merasa kita didahulukan orang lain, memang ada rasa ingin selalu berada di depan sebelum mereka. Namun perlu kita ingat sampai dimana kemampuan kita.
Kita setuju dengan apa yang semua kawan-kawan/Bapak/Ibu jelaskan yang menandakan keNASIONALISMEan kita.
Akan lebih baik lagi kalau kita berbuat apa yang kita mampu untuk menyelamatkan semuanya. Dalam hal apa saja, baik publikasi, pencarian, pemanfaatan dan pelestarian serta hal-hal yang dirasa perlu lainnya.
Kalau tidak salah untuk Jacq dan Izum, memang ditemukan beliau-beliau tersebut. Namun ketika ada keinginan untuk melegalkan, mereka mencoba merangkul kita dan toh kalau tidak salah lagi semua spesimen TYPE (spesimen aslinya untuk publikasi tersebut) disimpan di Negeri Kita. Kalau tidak salah di Herbarium Universitas Andalas. Ini bisa kita lihat di publikasinya juga. Yang sangat disayangkan, kenapa bisa barang hidupnya bisa beredar di luar negeri ini. Katanya CITES, tapi kok begitu? ini tidak saja berlaku bagi keduanya tapi juga untuk jenis-jenis tumbuhan lainnya khususnya untuk Nepenthes. Nah, sekarang dari pada kita rusuh dengan semua itu, MARI KITA berbuat untuk yang lebih baik dalam menjaga keanekaragaman hayati kita biar tidak kecolongan terus. Khan kita semua sudah pada tahu kalau kita juga sudah MAMPU. Lagian di kita juga ada kok yang mencoba untuk belajar dengan mereka dalam menuliskan tulisan-tulisan tentang Nepenthes. Ini peluang bagi kita. Tinggal lagi penegakan hukum di kitanya untuk benar-benar serius.
Piye?
|
|
|
Post by Nyala on May 31, 2009 23:11:44 GMT 7
Sori nih, boleh ikutan juga khan? Ketika kita merasa kita didahulukan orang lain, memang ada rasa ingin selalu berada di depan sebelum mereka. Namun perlu kita ingat sampai dimana kemampuan kita. Kita setuju dengan apa yang semua kawan-kawan/Bapak/Ibu jelaskan yang menandakan keNASIONALISMEan kita. Akan lebih baik lagi kalau kita berbuat apa yang kita mampu untuk menyelamatkan semuanya. Dalam hal apa saja, baik publikasi, pencarian, pemanfaatan dan pelestarian serta hal-hal yang dirasa perlu lainnya. Kalau tidak salah untuk Jacq dan Izum, memang ditemukan beliau-beliau tersebut. Namun ketika ada keinginan untuk melegalkan, mereka mencoba merangkul kita dan toh kalau tidak salah lagi semua spesimen TYPE (spesimen aslinya untuk publikasi tersebut) disimpan di Negeri Kita. Kalau tidak salah di Herbarium Universitas Andalas. Ini bisa kita lihat di publikasinya juga. Yang sangat disayangkan, kenapa bisa barang hidupnya bisa beredar di luar negeri ini. Katanya CITES, tapi kok begitu? ini tidak saja berlaku bagi keduanya tapi juga untuk jenis-jenis tumbuhan lainnya khususnya untuk Nepenthes. Nah, sekarang dari pada kita rusuh dengan semua itu, MARI KITA berbuat untuk yang lebih baik dalam menjaga keanekaragaman hayati kita biar tidak kecolongan terus. Khan kita semua sudah pada tahu kalau kita juga sudah MAMPU. Lagian di kita juga ada kok yang mencoba untuk belajar dengan mereka dalam menuliskan tulisan-tulisan tentang Nepenthes. Ini peluang bagi kita. Tinggal lagi penegakan hukum di kitanya untuk benar-benar serius. Piye? Asiik, diskusi lama diangkat lagi... Sepengetahuan saya, dalam hak penjualan tanaman asal Indonesia, nurseri-nurseri di luar negeri menggunakan alasan bahwa jenis-jenis yang dijual tersebut, mereka temukan dan dapatkan sebelum CITES. Sehingga mereka menganggap berhak memperbanyak dan menjualnya. Dalam filosofi hukum, hal ini memungkinkan: yakni sebelum aturan diberlakukan maka dianggap sah/legal. Mengatasi hal ini, sebenarnya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan: a) Membiarkan, namun konsekuensinya kita harus semakin aktif menemukan spesies baru sehingga mereka tidak dapat menjual secara terbuka/publik (karena bisa saja mereka menjual secara diam-diam) b) Kita mengupayakan ratifikasi CITES tersebut atau minimal membuat "counter law" ditingkat aturan nasional, misalnya UU Keanekaragaman Hayati kemudian memberlakukan aturan yang mengikat sebelum undang-undang diberlakukan. Contoh UU yang memiliki sifat semacam ini adalah UU HAM. c) Gabungan dari kedua upaya ini. itu dulu ya..nanti sambung lagi, mo nyamperin Alfin dulu... salam, jm
|
|
|
Post by yumcatz on Jun 1, 2009 16:42:19 GMT 7
Mungkin salah satu hal yang menyebabkan kebanyakan nepe itu ditemuin orang lain itu berhubungan dengan dana riset juga, ya. Di kampus saya yang katanya kampus riset, dapet 50 juta buat hibah riset aja udah bagus. Bayangin itu harus dibagiin ke asisten + tim peneliti. Belum beli peralatan dan publikasi jurnal ke luar negeri + seminarnya yang bisa ngeluarin biaya mahal ;D. Kalo penelitinya kurang kreatif menghandle keterbatasan dana, ya, risetnya jadinya biasa-biasa aja juga. Boro-boro mau nginep sebulan di hutan . Mungkin satu hal lagi. Kebanyakan penduduk kita masih berpendidikan dan berpenghasilan menengah ke bawah. Umumnya orang seperti ini mikirin kebutuhan jasmani dan rohani dulu. Boro-boro mau aktualisasi diri dengan cara ikut memperhatikan konservasi. Mungkin dengan KTKi bisa membuat grand design edukasi bagi para pembudidaya nepe di pelosok untuk meningkatkan produktivitas sama kreatifitas mereka. Nah dengan begitu output yang mereka hasilkan bisa lebih bernilai jual. Siapa tahu entar bisa ada x Semar, x Petruk. Atau ada yang nemu N. Gareng . Emang rada ngehayal sih. Tapi kalao kata Mario Teguh pas kemaren di Metro itu, mimpi itu emang harus ngekhayal, gak usah realistis. Yang harus real itu diri kita doang. Yang urusan gak realistisnya tinggal minta bantuan sama orang lain. ;D toh gak semuanya bisa dikerjain sendiri. Masih ada pihak yang lebih berwenang, kan? Tugas kita adalah mengingatkan, mendukung, dan bantu-bantu :-p. . Wah panjang juga, ya.
|
|
|
Post by toengaoe on Jun 5, 2009 1:21:01 GMT 7
Seru juga tuh Om JM....
kalau tidak salah CITES sudah diratifikasi Indonesia di awal tahun 90-an (benar nggak Oom yang Lawyer?) dan UU Keanekaragaman Hayati dikeluarkan pada tahun 1990 dengan nomor 5... sementara jenis yang ada saat ini menjadi 'seksi' tersebut terutama jenis baru, bertebaran setelah pertengahan 90-an... di kitanya, baru menjelang pertengahan 2 ribuan....
jadi.. bagaimana yah?
eh salam ke Alfin ya.....
|
|
|
Post by Nyala on Jun 5, 2009 2:13:24 GMT 7
Seru juga tuh Om JM.... kalau tidak salah CITES sudah diratifikasi Indonesia di awal tahun 90-an (benar nggak Oom yang Lawyer?) dan UU Keanekaragaman Hayati dikeluarkan pada tahun 1990 dengan nomor 5... sementara jenis yang ada saat ini menjadi 'seksi' tersebut terutama jenis baru, bertebaran setelah pertengahan 90-an... di kitanya, baru menjelang pertengahan 2 ribuan.... jadi.. bagaimana yah? eh salam ke Alfin ya..... Dodol! ternyata ini Q-ting! Pantesan, kok tumben2an ada yang mancing2 ngobrolin konservasi... Bos, ketemuan aja yuk! Katanya sedang di Bogor? Masih lama kan disini? Cek PM ya.. salam!
|
|
|
Post by YR A2 PM on Jun 5, 2009 11:23:58 GMT 7
Orang kita pada low profile... he..he..he.. Jadi gak perlu publikasi segala. Cukup posting di proboards, beres deh. Gak pake diliput ama Trubus segala. he..he..he.. liat dulu foto-foto petualangan si Yuping, perjalanan Adrian, Suska dll... mencari nepe di pedalaman hutan kalimantan, jawa, sumatra hingga papua di subboard Foto-foto Nepenthes. jangan dibilang orang kita ga ada. saya sudah melihat sndiri jaq dan izumiae dan silangannya.. monggo sekarang giliran anda2 skalian....
|
|