Post by syx on Sept 10, 2007 18:22:28 GMT 7
teh merupakan minuman yg sudah dikenal oleh penduduk bumi ini. dari berbagai macam tipe teh setidaknya ada 3 kategori utama: teh hijau, teh oolong dan teh hitam. teh hitam dibuat dari dengan cara melakukan fermentasi terhadap daun teh. selama proses produksi teh hitam, sebagian besar senyawa-senyawa yg ada akan teroksidasi. teh oolong dibuat dengan memfermentasi sebagian. sedangkan teh hijau mengalami proses pengeringan untuk mencegah proses oksidasi lebih lanjut hingga zat yang terkandung tetap dalam kondisi utuh.
senyawa berkhasiat utama dalam daun teh adalah (-)-epigalocatechin gallate (EGCG). dari cara pembuatan beragam teh tersebut di atas ditemukan bahwa EGCG dalam teh hijau lebih tinggi daripada dalam teh oolong dan jauh lebih tinggi dari pada dalam teh hitam. (Lin et al, 2003)
telah banyak bukti yg menyatakan secara in vitro bahwa chatechins teh hijau memiliki peranan penting dalam melindungi tubuh terhadap penyakit degeneratif. EGCG dalam teh hijau memiliki banyak aktivitas, antara lain antikarsinogenik - mencegah kanker (Beltz et al, 2006; Fujiki et al, 2005; Spinella et al, 2006), antioksidan (Luximon-Ramma et al, 2006), antimikrobial (Paul et al, 2006; Watson et al, 2006), dan antidiabetes (Tsuneki et al, 2004).
saya mau tekankan kegunaan teh hijau untuk menurunkan resiko penyakit jantung dan stroke. salah satu indikasi orang yang memiliki resiko penyakit kardiovaskuler tersebut adalah mereka yang mengalami kelebihan lemak perut (abdominal fat). sering kali perut yang membusung dianggap sebagai lambang kemakmuran. memang benar karena mereka sangat banyak mendapat asupan energi berlebih dari makanan hingga akhirnya tertimbun menjadi lemak di perut. abdominal fat adalah timbunan lemak yang jahat. maka dari itu kita hendaknya berusaha mencegah atau menguranginya. teh hijau telah terbukti mampu menurunkan abdominal fat ini (Nagao et al, 2007).
saran saya adalah minumlah teh hijau secara teratur dan jadikan budaya dalam hidup anda. harapan saya anda sekalian tetap sehat dan terhindar dari penyakit degeneratif. terima kasih.
Referensi:
Lin YS, Tsai YJ, Tsai JS, dan Lin JK, 2003. Factors affecting the levels of the polyphenols and caffeine in tea leaves. J. Agric. Food Chem. 51(7): 1864-73. (Abstract)
Beltz LA, Bayer DK, Moss AL dan Simet IM, 2006. Mechanisms of cancer prevention by green tea and black tea polyphenols. Anticancer Agent Med. Chem. 6(5): 389-406. (Abstract)
Fujiki H, Suganuma M, Matsuyama S, dan Miyazaki K, 2005. Cancer prevention with green tea polyphenols for the general population, and for patients following cancer treatment. Current Cancer Therapy Reviews 1: 109-114. (Full Text)
Spinella F, Rosano L, DiCastro V, Decandia S, Albini A, Nicotra MR, Natali PG dan Bagnato A, 2006. Green tea polyphenol epigallocatechin-3-gallate inhibits the endothelin axis and downstream signaling pathways in ovarian carcinoma. Mol Cancer Ther. 5:1483-1492 (Abstract)
Luximon-Ramma A, Neegheen VS, Bahorun T, Crozier A, Zbarsky V, Datla KP, Dexter DT, Arouma OI, 2006. Characterization of the antioxidant functions of flavonoids and proanthocyanidins in Mauritian black teas. Biofactors 27(1-4):79-91. [Abstract)
Paul DS, Saroj S, Yukihiko H, dan Peter WT, 2006. Potentiation of Catechin Gallate-Mediated Sensitization of Staphylococcus aureus to Oxacillin by Nongalloylated Catechins. Antimicrob. Agents Chemother. 50(2): 752-755. (Full Text)
Watson JL, Vicario M, Wang A, Moreto M, McKay DM, 2005. Immune cell activation and subsequent epithelial dysfunction by Staphylococcus enterotoxin B is attenuated by the green tea polyphenol (-)-epigallocatechin gallate. Cell Immunol. 237(1):7-16. (Abstract)
Tsuneki H, Ishizuka M, Terasawa M, Wu JB, Sasaoka T, Kimura I., 2004. Effect of green tea on blood glucose levels and serum proteomic patterns in diabetic (db/db) mice and on glucose metabolism in healthy humans. BMC Pharmacol. 26;4:18. (Abstract)
Nagao T, Hase T, dan Tokimitsu I, 2007. A Green Tea Extract High in Catechins Reduces Body Fat and Cardiovascular Risks in Humans. Obesity 15:1473-1483. (Abstract)
senyawa berkhasiat utama dalam daun teh adalah (-)-epigalocatechin gallate (EGCG). dari cara pembuatan beragam teh tersebut di atas ditemukan bahwa EGCG dalam teh hijau lebih tinggi daripada dalam teh oolong dan jauh lebih tinggi dari pada dalam teh hitam. (Lin et al, 2003)
telah banyak bukti yg menyatakan secara in vitro bahwa chatechins teh hijau memiliki peranan penting dalam melindungi tubuh terhadap penyakit degeneratif. EGCG dalam teh hijau memiliki banyak aktivitas, antara lain antikarsinogenik - mencegah kanker (Beltz et al, 2006; Fujiki et al, 2005; Spinella et al, 2006), antioksidan (Luximon-Ramma et al, 2006), antimikrobial (Paul et al, 2006; Watson et al, 2006), dan antidiabetes (Tsuneki et al, 2004).
saya mau tekankan kegunaan teh hijau untuk menurunkan resiko penyakit jantung dan stroke. salah satu indikasi orang yang memiliki resiko penyakit kardiovaskuler tersebut adalah mereka yang mengalami kelebihan lemak perut (abdominal fat). sering kali perut yang membusung dianggap sebagai lambang kemakmuran. memang benar karena mereka sangat banyak mendapat asupan energi berlebih dari makanan hingga akhirnya tertimbun menjadi lemak di perut. abdominal fat adalah timbunan lemak yang jahat. maka dari itu kita hendaknya berusaha mencegah atau menguranginya. teh hijau telah terbukti mampu menurunkan abdominal fat ini (Nagao et al, 2007).
saran saya adalah minumlah teh hijau secara teratur dan jadikan budaya dalam hidup anda. harapan saya anda sekalian tetap sehat dan terhindar dari penyakit degeneratif. terima kasih.
Referensi:
Lin YS, Tsai YJ, Tsai JS, dan Lin JK, 2003. Factors affecting the levels of the polyphenols and caffeine in tea leaves. J. Agric. Food Chem. 51(7): 1864-73. (Abstract)
Beltz LA, Bayer DK, Moss AL dan Simet IM, 2006. Mechanisms of cancer prevention by green tea and black tea polyphenols. Anticancer Agent Med. Chem. 6(5): 389-406. (Abstract)
Fujiki H, Suganuma M, Matsuyama S, dan Miyazaki K, 2005. Cancer prevention with green tea polyphenols for the general population, and for patients following cancer treatment. Current Cancer Therapy Reviews 1: 109-114. (Full Text)
Spinella F, Rosano L, DiCastro V, Decandia S, Albini A, Nicotra MR, Natali PG dan Bagnato A, 2006. Green tea polyphenol epigallocatechin-3-gallate inhibits the endothelin axis and downstream signaling pathways in ovarian carcinoma. Mol Cancer Ther. 5:1483-1492 (Abstract)
Luximon-Ramma A, Neegheen VS, Bahorun T, Crozier A, Zbarsky V, Datla KP, Dexter DT, Arouma OI, 2006. Characterization of the antioxidant functions of flavonoids and proanthocyanidins in Mauritian black teas. Biofactors 27(1-4):79-91. [Abstract)
Paul DS, Saroj S, Yukihiko H, dan Peter WT, 2006. Potentiation of Catechin Gallate-Mediated Sensitization of Staphylococcus aureus to Oxacillin by Nongalloylated Catechins. Antimicrob. Agents Chemother. 50(2): 752-755. (Full Text)
Watson JL, Vicario M, Wang A, Moreto M, McKay DM, 2005. Immune cell activation and subsequent epithelial dysfunction by Staphylococcus enterotoxin B is attenuated by the green tea polyphenol (-)-epigallocatechin gallate. Cell Immunol. 237(1):7-16. (Abstract)
Tsuneki H, Ishizuka M, Terasawa M, Wu JB, Sasaoka T, Kimura I., 2004. Effect of green tea on blood glucose levels and serum proteomic patterns in diabetic (db/db) mice and on glucose metabolism in healthy humans. BMC Pharmacol. 26;4:18. (Abstract)
Nagao T, Hase T, dan Tokimitsu I, 2007. A Green Tea Extract High in Catechins Reduces Body Fat and Cardiovascular Risks in Humans. Obesity 15:1473-1483. (Abstract)