berbeda boleh khan?
penjelasan yang puanjang sekali thanks
Ya beda itu harus! makanya saya gak ikutan jualan yg sama seperti anda.
Mengenai hal yg lain saya juga punya pendapat yang beda (mungkin karena beda pengalaman
)
issu penduduk sekitar :
Maksud saya tentunya menambah penghasilan dapur mereka, tanaman hias tidak mungkin laku setiap hari kecuali mereka juga punya jaringan bisnis dan forum sendiri. ;D
Nephe bukan seperti tanaman ladang lainnya yang harus trus di pupuk ( uang keluar/modal amblas??) apalagi nephe tersebut dibudidaya tdk jauh dr habitat aslinya.
soal keinginan pasar/konsumen nantinya mereka akan belajar dgn sendirinya/otodidak kita juga hanya bisa memprediksi perkembangan pasar bukan?blum tentu 100% benar.
Setiap pekerjaan, kalo dilakukan setengah setengah, apa hasilnya bisa bagus?
Tidak terpikir waktu yang terpakai (nyabut, pindah tanam, nyiram, dll, mati, ngambil lagi dst...), beli pot (dan transportnya),
dll.
Pasar nepenthes?
Kalo jadi penduduk sana, dari pada nanam nepenthes, saya mending milih nanem tomat buah (itu yg kepikir uda Oji, sekilonya Rp.2000 di Bukittinggi), pasarnya selalu ada.
Soal trend klu anggrek kebetulan saya praktisi/pelaku bisnis, pendapat anda sgt keliru justru anggrek spesies mempunyai pangsa pasar yg paling stabil ( silahkan di kroscek).
Hampir setengah penjual anggrek di TAIP dan beberapa di Ragunan saya kenal. Saya sudah mendengar banyak dari mereka, dan tentunya tahu apa yg mereka jual.
Di luar negeri, hampir semua nursery anggrek yg saya kunjungi hanya menjual Hybrid.
Kemarin di kebun raya, hanya satu stand yg jual anggrek species, dan omsetnya kalah jauh dibandingkan Melrimba yg hanya menjual anggrek hibrida.
Di tempat lain, anggrek tebu ada yg jual Rp 10.000/anakan satu meter (saya malah dikasih gratis ;D), tapi ada juga yg jual Rp.100.000.
Anggrek hitam juga begitu, mau yg goceng juga ada, tapi yg jual jutaan juga ada. tergantung siapa yng mau beli.
Jadi apa yg stabil? (setidaknya "gak masuk" di otak saya)
(atau saya gak ngerti maksudnya "stabil"nya itu kayak gimana)
Mengenai bangka dan katingan program tsb berarti ndak berhasil/tdk lengkap, seharusnya mereka juga diajarkan cara memasarkan hasil panennya juga ( jgn dibuat bodoh trus).
klu memang anda kebetulan punya akses ke mereka silahkan mereka sekalian disuruh posting disini hasil panennya.
Memangnya belum tau kalo mereka hampir di setiap pameran selalu ikut? Sekarang malah mereka juga ikut jualan aglaonema, adenium, pachipodium, alocasia, anthurium, dll (yg lebih bisa mereka jual).
Bahkan ASBINDO (Asosiasi Bunga Indonesia) berada di belakang mereka, tapi hasilnya?
Jadi yang buat bodoh itu siapa? atau siapa yg bodoh? bodo amat ah!
Soal Kuljar:
Mungkin saya pebisnis yang berani ambil resiko itu termasuk bung suska sendiri bukan??
mengenai mengembalikan ke alam nantinya merupakan tanggung jawab pelaku bisnis agar bisa menjual nephe secara legal
(CITES).
perkara nanti itu mau jantan semua atau malah sebaliknya jgn dipikirkan dulu yang pasti mengembalikan nephe ke alamnya merupakan tugas yang mulia.
Untuk kuljar, saya lakukan hanya untuk varietas-varietas species tertentu (gak cuma sekedar species) dan hibrida, dengan jenis dan jumlah yg terbatas.
Saya lebih banyak memperbanyak dengan stek dan biji.
Pengembalian ke alam baru akan saya lakukan jika ada jaminan bahwa mereka tidak akan dijarah lagi di alam. Berani menjamin?
paradigma/anggapan membeli nephe import itu membanggakan hrs segera dirubah, klu ini trus berlanjut kapan mau anak negri ini bisa kreatif dan inovatif klu pasar/konsumen nephe dlm negri terbentuk sedemikian rupa
Salam
Danny
Dalam hal ini bukan masalah import atau lokal. tapi kualitasnya, daya adaptasi dan kemudahan untuk dipelihara, dll.
Jadi walaupun asalnya lokal, dibudidayakan dengan benar di luar, terus saya impor lagi, gak masalah. Tentunya dengan keinginan dan usaha, kita bisa produksi yang lebih baik di sini.
Saya sebenarnya gak peduli soal impor/lokal dalam hal apapun. yang penting kualitasnya. Bila perlu Presiden Indonesia di "impor" dari negara asing juga saya gak keberatan (kayak manager/pemain bola asing). Yang penting negara jadi bener.
Semua orang dan tempat di dunia ini sama, cuma kebetulan kita yang dapat kebagian lahir/tinggal di sini. Tanggung jawab kita sama dengan penduduk dunia lainnya.
Jadi soal kreatif dan inovatif juga harus kita mulai dengan diri sendiri, jangan tergantung orang/negara/tempat lain.
No excuse !!!!!!!!!!!!!!! (kapan mau maju kalo bisanya cuma bikin alasan melulu)
ma_suska