|
Post by h4rr1s on Jul 30, 2010 7:01:45 GMT 7
KTKI Project Laboratorium Kultur Jaringan Tissue Culture Laboratory Visi: Menjadikan KTKI sebagai wahana konservasi tanaman karnivora di Indonesia serta memaksimalkan kultur jaringan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses konservasi tersebut Misi: 1. Memasyarakatkan kegiatan kultur jaringan sebagai sarana untuk menjaga ketersediaan sumber daya hayati dan mencegah kerusakan yang disebabkan pengambilan spesimen yang berlebihan dari alam 2. Mengumpulkan spesimen yang dimiliki oleh anggota KTKI sehingga dapat di-inventarisir menjadi harta keaneka ragaman hayati KTKI 3. Mengembangkan Kultur Jaringan pada tingkat anggota secara pemula maupun profesional, dari segi non-profit hingga profit 4. Memaksimalkan bioteknologi sebagai cara untuk mengembangkan spesimen unik dan langka pembagian wilayah kerja Divisi Droseraceae >> Drosera dan Dionea sp Divisi Nepenthaceae >> Nepenthes sp Divisi Sarraceniaceae >> Darlingtonia dan Saracenia sp Divisi Lentibulariaceae >> Pingucula sp dll tugas divisi >> mengumpulkan spesimen kuljar dan melakukan modifikasi pada masing-masing sub family Program Kerja (2010-2012) 2010 1. pengumpulan data dan percobaan dasar (juni-oktober) 2. workshop kultur jaringan dasar (agustus-november) 3. recruitment anggota (agustus-november) 4. pengumpulan spesimen 5. penjualan perdana spesimen kuljar KTKI (november) 6. dokumentasi riset 2011 1. pengembangan dan modifikasi spesimen 2. pembangunan lab Kuljar KTKI 3. pengembangan keterampilan dan profesionalisme 2012 1. penjualan keluar negeri / eksport untuk sementara ini dulu... nanti update kuljar saya publikasi terima kasih Harris G. Pratomo
|
|
|
Post by aditya himawan on Jul 30, 2010 10:18:59 GMT 7
mantap.....tinggal di launching aja hasilnya boss......
|
|
|
Post by adigreenie on Jul 30, 2010 14:40:31 GMT 7
Yup tinggal nunggu lauching nih...
|
|
|
Post by Yur4 on Jul 30, 2010 14:43:50 GMT 7
Gan, ini maksudnya fasilitas laborat-nya atau jasa kuljar atau pelatihan cara kuljar versi KTKI ?
|
|
|
Post by jn on Jul 30, 2010 16:21:46 GMT 7
Mau ikutan ah kalau ada pelatihan...
|
|
|
Post by djulizar on Jul 30, 2010 19:18:02 GMT 7
kapan launching nih?
|
|
|
Post by tirta13 on Jul 30, 2010 23:24:35 GMT 7
mantap....pengen ikutan workshopnya nih...hehehe
|
|
|
Post by h4rr1s on Aug 2, 2010 23:15:23 GMT 7
KTKI Project
Laboratorium Kultur Jaringan
Tissue Culture Laboratory Pengenalan Kultur Jaringan 1. Pendahuluan Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. 2. Prinsip Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkebang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya 3. Prasyarat Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan. Hal yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. 4. Media Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Komposisi media yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro. Media Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman. Nutrien yang tersedia di media berguna untuk metabolisme, dan vitamin pada media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi. Pada media MS, tidak terdapat zat pengatur tumbuh (ZPT) oleh karena itu ZPT ditambahkan pada media (eksogen). ZPT atau hormon tumbuhan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Interaksi dan keseimbangan antara ZPT yang diberikan dalam media (eksogen) dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah perkembangan suatu kultur. Penambahan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh pada jaringan parenkim dapat mengembalikan jaringan ini menjadi meristematik kembali dan berkembang menjadi jaringan adventif tempat pucuk, tunas, akar maupun daun pada lokasi yang tidak semestinya. Proses ini dikenal dengan peristiwa dediferensiasi. Dediferensiasi ditandai dengan peningkatan aktivitas pembelahan, pembesaran sel, dan perkembangan jaringan. 5. Metode Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal, melalui pembentukan tunas adventif, dan embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus. Ada beberapa tipe jaringan yang digunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan.Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium batang. Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan fungsinya. Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah berfotosintesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan
|
|
|
Post by failasufi on Aug 4, 2010 12:11:52 GMT 7
manstab bos..ditnggu hasil nya...
|
|
bhijik
Regular Member
Posts: 13
|
Post by bhijik on Aug 6, 2010 15:40:38 GMT 7
wuiiii nunggu beli hasil kuljarnya ah
|
|
|
Post by Yur4 on Aug 6, 2010 16:18:21 GMT 7
Barusan ngobrol sama mas Haris ...., salut ... jadi pengen cepet cepet belajar nih bisa jadi tambang emas masa depan
|
|
|
Post by h4rr1s on Aug 12, 2010 14:07:30 GMT 7
KTKI Project
Laboratorium Kultur Jaringan
Tissue Culture Laboratory Pembuatan Media Dalam proses kultur jaringan, pembuatan media merupakan bagian yang sangat penting dan menentukan. Media kuljar dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu: -berdasarkan kepadatan media 1. media padat > biasanya digunakan untuk jenis tanaman darat 2. media cair > biasanya digunakan untuk jenis tanaman air atau stek cair -berdasarkan fungsinya 1. media inisiasi > untuk pembuatan kalus 2. media multiplikasi > untuk memulai organogenesis dan morfogenesis, merangsang pembentukan tunas 3. media pengakaran > merangsang pembentukan akar Bahan dasar media kuljar : -Aquades steril -Agar -Gula Bahan tambahan media kuljar > karena sangat beragam, saya hanya menjelaskan yang sesuai untuk tanaman karnivora saja -Murashige & Skoog (MS) > ukuran = 4,4 gr/L -Knudsen C > ukuran 22 gr/L -hormon auksin, sitokinin, giberelin > diberikan jika perlu saja Cara pembuatan 250 mL media dengan 1/2 dosis MS 1. ukur semua bahan yang diperlukan -Aquadest : 250 mL -Agar : 2 gr (normal : 8gr/L) -Gula : 3,75 gr (normal : 30 gr/L > 30x 1/4 x1/2(ukuran MS)) -MS : 0,55gr (normal :4,4gr/L > 4,4x 1/4x 1/2) -PPM : 0,25 ml (normal 1 ml/L) 2. campurkan Aquadest, agar, gula, dan MS. aduk hingga rata 3. panaskan larutan tsb hingga mendidih, aduk terus untuk mencegah pengendapan 4. campukan dengan PPM, kemudian matikan api 5. tuangkan media pada tempat kultur selagi panas 6. tunggu media mendingin selama 2 jam, kemudian media siap untuk digunakan catatan: setiap percobaan yang saya lakukan menggunakan botol obat yang diisi 3cc media, jadi setiap kali saya membuat media saya mendapatkan 60 botol lebih siap kuljar dengan dosis 1/2 MS jika ada yang ingin berdiskusi dipersilahkan. terima kasih Harris G.P.
|
|
|
Post by m1ko on Aug 12, 2010 15:42:16 GMT 7
Kalo boleh usul dlm rangka diskusi ya Mas Harris, bagaimana kalo menggunakan bahan2 yg mudah didapat spt pupuk grow**atau sejenisnya apakah sdh pernah dicoba ? Ini khan baru medianya dulu, bagaimana dg sterilisasi bijinya ? Mungkin Mas Harris akan melanjutkan tulisannya?
|
|
|
Post by h4rr1s on Aug 12, 2010 18:06:49 GMT 7
Kalo boleh usul dlm rangka diskusi ya Mas Harris, bagaimana kalo menggunakan bahan2 yg mudah didapat spt pupuk grow**atau sejenisnya apakah sdh pernah dicoba ? Ini khan baru medianya dulu, bagaimana dg sterilisasi bijinya ? Mungkin Mas Harris akan melanjutkan tulisannya? terima kasih banyak pak miko atas responnya, diharapkan semakin banyak diskusi seperti ini sehingga ilmu dari para senior dapat menuntun yang muda2...hehehe... saya coba menjawab, prinsip dasar kultur jaringan adalah mengambil jaringan tanaman yang steril kemudian ditempatkan ke media yang steril sehingga didapatkan individu tanaman yang steril kata kuncinya adalah steril atau bebas kontaminasi (bakteri, jamur, virus dll) bahan2 yang digunakan untuk kuljar sebaiknya berkualitas TC grade yang artinya sudah bebas kontaminan. dan tidak kita pungkiri juga jenis media tsb memang sulit didapatkan. solusinya adalah penggunaan zat/pupuk yang banyak dipasaran atau menggunakan bahan organik seperti air tomat, air kelapa dll, dan ini juga tidak tanpa resiko.seperti yang kita ketahui bahwa penggunaan pupuk cair spt grow****, liquin**, M***, GrowQ**** dll memang sangat membantu, tetapi dalam kuljar kita tidak bisa "memilih" bahan yang terdapat pada pupuk tsb, bisa jadi kandungan zat X pada pupuk tsb berakibat buruk pada kuljar tsb. penggunaan pupuk/zat yang digunakan untuk tanaman diluar kuljar juga dikhawatirkan membawa bakteri, jamur, virus dll yang berakibat terjadinya kontaminasi dari kuljar itu sendiri. pada pupuk organik seperti yang diketahui bakteri dan jamur merupakan bagian dari pupuk tsb membuat kita harus ekstra hati-hati dalam mensterilkan media saya juga telah menguji keefektivan beberapa pupuk cair dipasaran untuk digunakan sbg penambah unsur hara. beberapa diantaranya berjamur dalam waktu 4-7 hari setelah penuangan. berikut ini adalah contoh perbedaan dari penggunaan MS dan pupuk cair merek growQ****. Dosis MS yang dipergunakan adalah 1/2 MS dan pupuk yang digunakan adalah 0,5cc dalam 250 cc media jenis eksplan adalah D Binata T form dan D Binata multifida, waktu penanaman 6/7/10 media 1/2 MS dalam 250 cc media 0,5cc pupuk cair dalam 250 cc jika ingin berdiskusi dipersilahkan terima kasih Harris G.P.
|
|
|
Post by asrofi on Aug 13, 2010 8:16:26 GMT 7
probability untuk suksesnya gimana pak? peralatan yang dipakai apa aja ya?
hehehe...maklum, masih ngerti dikit aja...
makasih pak.
|
|