Post by suhud on Oct 21, 2007 18:35:42 GMT 7
Senin, 13 Agustus 2007
Lomba Lestarikan Bunga Lokal
KASONGAN—Dalam rangka pelestarian dan pemanfaatan bunga khas Katingan dan Kalimantan Tengah, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Katingan menyelenggarakan kontes bunga dan tanaman hias lokal, Jumat (10/8).
Ketua DWP yang juga Ketua Panitia Pelaksana Ny Olga Nora SE menyatakan, sudah sepatutnya berbagai jenis bunga lokal dilestarikan keberadaannya, sebab tanaman seperti anggrek hutan dan kantung semar, yang sewaktu-waktu bisa lenyap dari belantara Katingan.
Sehingga, tanaman langka ini harus dikembangkan dan dilestarikan keberadaannya. Bila perlu diupayakan agar ada hak paten terhadap bunga semacam ini.
Sesaat sebelum membuka kegiatan yang dilaksanakan di halaman kantor Dinas Kehutanan, Ketua GOW Kabupaten Katingan Ny Ratna Sari Yantenglie mengingatkan agar perlunya upaya mengembangkan tanaman anggrek guna menjaga kelestarianya sehingga tidak cepat punah dari belantara Katingan.
Salah satu upaya menjaga kelestariannya adalah dengan cara berbagai kontes bunga-bungaan, khususnya bunga anggrek khas Katingan ini, di antaranya anggrek dan kantung semar (Nepenthes sp).
Sebab dengan ikut menggali sumber daya alam yang ada di hutan dan menjaga kelestariannya sudah dapat dipastikan, tindakan ini sangat bermanfaat selain untuk kehidupan alam kjuga dapat menunjang pendapatan bagi keluarga.
Selanjutnya, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Katingan Ir Yapeth P Nandjan yang menjadi salah seorang penyuluh dalam kontes bunga ini mengatakan, agar peserta kontes jangan sampai mencabut tanaman anggrek atau tanaman hias apapun juga termasuk kantung semar hingga ke rumpunnya. Hal itu tidak lain adalah menghindari matinya tanaman tersebut, sehingga dikuatirkan untuk generasi selanjutnya tidak ada lagi atau punah.
“Jadi jelasnya kalau kita ingin mencabutnya, cabutlah tanaman itu sebagian saja, dan selanjutnya dikembangkan di rumah. Sehingga yang masih tertinggal itu bisa lagi berkembang biak,” tukas Yapeth seraya menjelaskan bahwa tanaman seperti anggrek dan kantung semar adalah tanaman langka dan unik.
Dia mengakui pula bahwa hingga saat ini belum mengetahui apakah tanaman kantung semar dan anggrek dan berbagai jenisnya merupakan tanaman hutan yang dilarang oleh pemerintah.
“Mungkin yang lebih mengetahuinya soal perizinan dalam pencabutan anggrek dan tanaman kantong semar di hutan ini adalah dari lembaga BKSDA,” ujar Yapeth.
Kontes bunga yang dimulai sejak pukul 14.00 WIB ini secara khusus mendatangkan juri yang juga pakar tanaman dari Universitas Palangka Raya Dr Yusrum Djagau. Pemenang dalam lomba ini di bagi ke dalam tiga kelompok.
Yakni kelompok Anggrek Nepenthes Sp yang menjadi juara pertama adalah Anggrek dengan nomor peserta 7, kelompok kedua sebagai juara pertama adalah anggrek spesis dengan nomor peserta 5 A, sedangkan kelompok ketiga untuk kelompok tanaman hias, sebagai juara pertama adalah nomor peserta 15 A, dengan jenis bunga kupu-kupu merah tua yang berasal dari Taman Nasional Lindung Tanjung Puting Pangkalan Bun Kotawaringin Barat. Untuk masing-masing juara menerima piala, penghargaan dan uang tunai sejumlah Rp1 juta.
Sedangkan seluruh bunga-bunga yang dinyatakan sebagai juara pertama kedua dan ketiga, akan di pajang di arena Pameran dan Hiburan Rakyat yang berlangsung hingga tanggal 15 Agustus mendatang. (tur)
Lomba Lestarikan Bunga Lokal
KASONGAN—Dalam rangka pelestarian dan pemanfaatan bunga khas Katingan dan Kalimantan Tengah, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Katingan menyelenggarakan kontes bunga dan tanaman hias lokal, Jumat (10/8).
Ketua DWP yang juga Ketua Panitia Pelaksana Ny Olga Nora SE menyatakan, sudah sepatutnya berbagai jenis bunga lokal dilestarikan keberadaannya, sebab tanaman seperti anggrek hutan dan kantung semar, yang sewaktu-waktu bisa lenyap dari belantara Katingan.
Sehingga, tanaman langka ini harus dikembangkan dan dilestarikan keberadaannya. Bila perlu diupayakan agar ada hak paten terhadap bunga semacam ini.
Sesaat sebelum membuka kegiatan yang dilaksanakan di halaman kantor Dinas Kehutanan, Ketua GOW Kabupaten Katingan Ny Ratna Sari Yantenglie mengingatkan agar perlunya upaya mengembangkan tanaman anggrek guna menjaga kelestarianya sehingga tidak cepat punah dari belantara Katingan.
Salah satu upaya menjaga kelestariannya adalah dengan cara berbagai kontes bunga-bungaan, khususnya bunga anggrek khas Katingan ini, di antaranya anggrek dan kantung semar (Nepenthes sp).
Sebab dengan ikut menggali sumber daya alam yang ada di hutan dan menjaga kelestariannya sudah dapat dipastikan, tindakan ini sangat bermanfaat selain untuk kehidupan alam kjuga dapat menunjang pendapatan bagi keluarga.
Selanjutnya, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Katingan Ir Yapeth P Nandjan yang menjadi salah seorang penyuluh dalam kontes bunga ini mengatakan, agar peserta kontes jangan sampai mencabut tanaman anggrek atau tanaman hias apapun juga termasuk kantung semar hingga ke rumpunnya. Hal itu tidak lain adalah menghindari matinya tanaman tersebut, sehingga dikuatirkan untuk generasi selanjutnya tidak ada lagi atau punah.
“Jadi jelasnya kalau kita ingin mencabutnya, cabutlah tanaman itu sebagian saja, dan selanjutnya dikembangkan di rumah. Sehingga yang masih tertinggal itu bisa lagi berkembang biak,” tukas Yapeth seraya menjelaskan bahwa tanaman seperti anggrek dan kantung semar adalah tanaman langka dan unik.
Dia mengakui pula bahwa hingga saat ini belum mengetahui apakah tanaman kantung semar dan anggrek dan berbagai jenisnya merupakan tanaman hutan yang dilarang oleh pemerintah.
“Mungkin yang lebih mengetahuinya soal perizinan dalam pencabutan anggrek dan tanaman kantong semar di hutan ini adalah dari lembaga BKSDA,” ujar Yapeth.
Kontes bunga yang dimulai sejak pukul 14.00 WIB ini secara khusus mendatangkan juri yang juga pakar tanaman dari Universitas Palangka Raya Dr Yusrum Djagau. Pemenang dalam lomba ini di bagi ke dalam tiga kelompok.
Yakni kelompok Anggrek Nepenthes Sp yang menjadi juara pertama adalah Anggrek dengan nomor peserta 7, kelompok kedua sebagai juara pertama adalah anggrek spesis dengan nomor peserta 5 A, sedangkan kelompok ketiga untuk kelompok tanaman hias, sebagai juara pertama adalah nomor peserta 15 A, dengan jenis bunga kupu-kupu merah tua yang berasal dari Taman Nasional Lindung Tanjung Puting Pangkalan Bun Kotawaringin Barat. Untuk masing-masing juara menerima piala, penghargaan dan uang tunai sejumlah Rp1 juta.
Sedangkan seluruh bunga-bunga yang dinyatakan sebagai juara pertama kedua dan ketiga, akan di pajang di arena Pameran dan Hiburan Rakyat yang berlangsung hingga tanggal 15 Agustus mendatang. (tur)