|
Post by suhud on Oct 24, 2007 15:35:47 GMT 7
Kompas hari ini tanggal 24 oktober hal 23 ada tulisan tentang nepenthes judulnya Penyeludupan "Nepenthes" di Kalimantan Marak. Disitu ditulis penyeludupan nepenthes dan anggrek hutan dari kalimantan ke malaysia semakin marak terjadi. Setiap hari minggu di Pontianak ,warga Malaysia membeli puluhan anggrek hutan dan kantong semar. Kemudian mereka membawa ke malaysia secara ilegal....berita lengkapnya nanti bisa di copy dari webnya kompas (sampai tulisan ini di turunkan blom ada artikelnya di website kompas).
|
|
|
Post by rajah on Oct 24, 2007 16:28:18 GMT 7
Kenapa setiap hari Minggu ya? Apa kalau minggu penjaga perbatasan libur semua ;D
|
|
|
Post by suhud on Oct 24, 2007 16:35:40 GMT 7
Mungkin seperti juga di daerah saya.. ada pasar dadakan tanaman hias (adanya cuma hari minggu)..dan mungkin juga hari minggu pengawasan ga begitu ketat (hari libur..banyak orang wisata)
|
|
|
Post by rajah on Oct 24, 2007 17:24:20 GMT 7
Nah, peluang bagus itu, artinya Pontianak bisa dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata Nepenthes. Di situ bisa dibuat Kebun Raya Nepenthes, dan pengunjung bisa membeli oleh-oleh tanaman Nepenthes. Pemda setempat bisa mengajak Yuping untuk diskusi lebih lanjut.
Soal penyelundupan itu masalah teknis, topiknya bisa meluas sampai penyelundupan TKI segala macam, tapi itu sebenarnya kesalahan Pemerintah Indonesia juga, kenapa bisa sampai terjadi begitu.
|
|
|
Post by suhud on Oct 24, 2007 18:10:51 GMT 7
tambahan isi artikel (selengkapnya nanti di copy paste dari website kompas aja): penyeludupan paling banyak ke sarawak, Malaysia Timur melalui jalan darat dari perbatasan di badau, kabupaten kapuas hulu.tanaman bisa lolos karena pengawasan lintas batas sangat minim.
|
|
|
Post by rajah on Oct 24, 2007 19:28:40 GMT 7
Saya percaya kawan-kawan kita di Malaysia juga menentang model-model penyelundupan seperti ini. Kebetulan saya juga bergabung dalam forum petpitcher plant forum, dan saya perhatikan mereka juga mempunyai etika dan nilai-nilai yang sama seperti kita di sini.
Penyelundupan "Nepenthes" di Kalimantan Marak
Pontianak, Kompas - Penyelundupan tanaman kantong semar (Nepenthes spp) dan anggrek hutan dari Kalimantan ke Malaysia semakin marak terjadi. Apabila tak terkendali, kedua flora yang banyak tumbuh di hutan-hutan di Pulau Kalimantan tersebut bakal punah.
Berdasarkan pantauan Kompas di sejumlah pedagang tanaman hias di Pontianak, Selasa (23/10), kantong semar dan anggrek hutan diperjualbelikan dengan harga relatif murah. Harga kantong semar hanya Rp 20.000 per pot dan harga anggrek hitam hanya berkisar Rp 45.000-Rp 75.000.
Setiap hari Minggu, warga Malaysia membeli puluhan anggrek hutan dan kantong semar. Kemudian, mereka membawa ke Malaysia secara ilegal.
Dari Kalimantan Tengah dilaporkan, perburuan kantong semar juga marak terjadi di Hutan Hampangin, Kecamatan Katingan Ilir, Kabupaten Katingan, sekitar 64 kilometer dari Palangkaraya. Adapun di Kalimantan Selatan, perburuan anggrek hutan yang paling memprihatinkan terjadi di wilayah Pegunungan Meratus.
Koordinator Program WWF Kalimantan Barat (Kalbar), Hermayani Putera, mengutarakan, penyelundupan paling banyak dilakukan ke Sarawak, Malaysia Timur, melalui jalan darat dari perbatasan di Badau, Kabupaten Kapuas Hulu. Tanaman itu bisa lolos ke negeri jiran karena pengawasan di lintas batas sangat minim.
Yuliantini dari Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Kalbar menyatakan, booming memelihara anggrek hutan dan kantong semar turut memicu perburuan di hutan-hutan Kalbar. Ironisnya, pemburu hanya mencabut dari habitatnya tanpa memikirkan kelestarian flora tersebut.
"Mereka memanfaatkan warga sekitar hutan untuk mencari tanaman yang dilindungi dan terancam punah tersebut. Bagi masyarakat sekitar hutan, asal laku dijual, berapa pun permintaan akan dipenuhi," katanya.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar Maraden Purba mengatakan, BKSDA telah melakukan pelatihan budidaya tanaman hutan kepada masyarakat sekitar hutan di Kabupaten Sintang dan Ketapang. "Hasilnya, warga tetap menjual tanpa merusak habitat aslinya," katanya.
Perambahan terhenti
Kepala Balai Taman Nasional Kutai (TNK) Agus Budiono mengatakan, kegiatan perambahan hutan TNK di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang berlangsung selama lima bulan kini sudah terhenti. Hal itu karena perambah mulai menanami lokasi yang sudah dirambah dengan padi ladang.
"Perambahan terhenti sementara karena perambah sedang menanam padi gogo," katanya.
Agus juga mengatakan, luas areal yang sudah telanjur dirambah mencapai 600 hektar. Seluas 500 hektar di antaranya merupakan kawasan yang pernah direhabilitasi dengan nilai proyek Rp 1,5 miliar. (WHY/CAS/FUL/BRO)
|
|
|
Post by clipeata on Oct 24, 2007 21:00:16 GMT 7
hahahaha.... asal kan pemerintah di kalbar mao becus aja.... habis ngurus kota aja uda semeraut....
kata nya di kabupaten Sintang mereka mengambil kantung semar tanpa merusak alam nya??? aya rasa di sana sama aja kayak di Pontianak... dulu hutan di Pontianak masi banyak bicalcarata nya... tapi sekarang untuk ketemu 1 tanaman di alam di Pontianak aja uda susah...
Belakangan ini pameran banyak ada yg jaul kantong semar cabutan.... ada yg hasil cabutan di singkawang, sintang dan sanggau.... jenis yg di jual berupa reinwardtiana, albomarginata, bicalcarata, rafflesiana, dan hybrid2 yg ada di alam....
yg lebih parah lg... kemaren pas hari minggu saya coba ke lokasi reinward di singkawang, dulu saya pernah liat banyak reinward yg tumbuh di sana... tapi sekarang hutan nya telah terbakar..... tapi lebih aneh nya lg..... masa 1 batang reinward pun tidak terlihat lg.... bahkan sisa tanaman nya yg terbakar pun tak terlihat lg??? yg kita temukan cuma beberapa batang gracilis yg masi hidup dan gracilis yg sudah mati terbakar....
sorry mungkin saya uda OOT habis agak emosian, mungkin gara2 lihat habitat reinward yg sudah tiada lg di singkawang....
Sorryyy....
|
|
|
Post by kakashi on Oct 24, 2007 21:15:57 GMT 7
Wah wah sabar Ping.. Waduh kok tambah parah gitu yaa.. Kayaknya kok ada tanda2 booming nephe nih... Kalo begini terus 2-3 tahun lagi nephe udah lenyap nih dari hutan kalimantan.. Anggrek hutan juga.. Kmrn sempet nanya Yuping anggrek hitam yang langka juga udah banyak dijarah.. Mengerikan.. Aku ga banyangin udah berapa ratus nephe yang mati gara2 di cabut ato di bakar...
|
|
|
Post by suhud on Oct 24, 2007 21:22:12 GMT 7
di kompas di foto artikel itu (foto bicalcarata) di bilang harga bical di jual mulai 150ribu rupiah
|
|
hotma
Regular Member
Posts: 36
|
Post by hotma on Oct 25, 2007 7:26:33 GMT 7
Yg dilaporin seberapa persen dari yg sebenarnya? Fenomena ice berg alias gunung es, yg sebenernya pasti lebih parah dan sudah lebih lama. Reportase temen2 di forum ini byk yg lebih lengkap namun tidak terpublikasikan dgn luas. Sayang ya.
|
|
|
Post by rajah on Oct 25, 2007 9:54:51 GMT 7
Masalah kerusakan habitat Nepenthes seharusnya lebih sering diberitakan di media. Pemain-pemain agrobisnis kelas cabutan ini kayaknya belum pernah dibahas sampai mendalam di Trubus dan Flona. Sekali-sekali Trubus melaporkan juga yang seperti itu dong, mbak Evy?
|
|
|
Post by suska on Oct 25, 2007 18:45:44 GMT 7
BTW, ada juga lho yang hari minggu suka ke Sarawak buat beli tanaman.
ma_suska
|
|
|
Post by riyadhzuhd on Oct 25, 2007 19:52:39 GMT 7
Saya tau tuh orangnya... --> hehehehehehe......
|
|
|
Post by rajah on Oct 25, 2007 20:15:50 GMT 7
Diselundupkan juga nggak? Hehehe...
|
|
|
Post by gymnamphora on Oct 25, 2007 20:36:39 GMT 7
Info penyelundupan sekaligus info harga jual tanaman???
|
|