Post by suska on Sept 11, 2007 21:17:35 GMT 7
Pengalaman selama pameran flona 2007 di banteng sangat banyak.
Salah satu yang menarik adalah tentang Anthurium,
terutama jenis Wave of Love (gelombang cinta/ gelombang asmara/WOL).
Di awal pameran, saya sempat menjual banyak Anthurium WOL (di stand ARACE), yang asalnya dari kutur jaringan.
Diameter tanaman sekitar 10 cm, dengan daun >3, seharga Rp.25.000.
Minggu pertama, hanya sedikit yang melirik, tadi mulai minggu ke dua, hanya dalam beberapa hari, tanaman ludes tak bersisa.
Di minggu-minggu akhir pameran, banyak sekali permintaan datang. Kebanyakan mencari dalam jumlah 2000, 5000, atau berapa aja juga dibeli.
Harga pun melambung tinggi, tanaman yang saya jual 25rb pun tidak dapat didapat lagi walaupun kita berani membayar 2 kali lipatnya.
Benihnya pun saya dengar sudah dihargai Rp.22.500/butir.
Ada juga yang menghubungi untuk dicarikan tanaman indukan yang sudah bertongkol. Pesennya juga gak sedikit, 7 tanaman.
Ada yang bilang juga sudah membeli beberapa indukan, diantaranya yang juara 3 kontes anthurium di banteng, yang dibelinya seharga 80jt, tapi tetap mau beli lagi kalo ada.
Kabar tentang pencurian juga kian banyak terdengar. Si "anu" di sawangan kehilangan 5000 tanaman, nursery "itu" kehilangan 8000 tanaman, Ada maling mati kesetrum waktu mau matiin lampu di tempatnya si "dia", dll.
Juga penipuan, seperti biji kapuk dijual sebagai biji Anthurium jenmanii seharga 100rb per butir.
Saya juga kebagian kemalingan. Beberapa tanaman anthurium saya yang sudah besar-besar dan berbuah juga dibawa kabur. Untung saya gak punya ikatan bathin lagi sama tanaman2 tersebut, kalo nggak bisa gawat juga .
Beberapa pemilik anthurium "mahal" yang saya tahu, juga akhirnya harus merelakan diri "tidur" bersama tanamannya hampir tiap malam karena takut diambil orang (emang enak?).
Ada banyak kisah sukses seperti"petani" yang berpenghasilan 700juta/bulan hanya dengan jualan biji anthurium. Ada pedagang tanaman besar yang bilang, hasil dia berjualan anthurium yang di impornya satu kali, lebih besar untungnya dibandingkan jualan tanaman lainnya selama 6 bulan. Si "Doi" baru impor beberapa ratus indukan, langsung habis. dll.
Apa yang terjadi?
Yang saya dengar (silakan anda menilai) :
1. Orang-orang suka banget sama anthurium. jadi anthurium sangat laris di pasaran.
Sehingga berakibat
a. Para spekulan pun berusaha menyetok anthurium sebanyak-banyaknya sehingga mereka dapat mengendalikan harga.
b. "Berinvestasi" dengan membeli indukan karena sangat menguntungkan. termasuk seorang bupati yang mengimpor 200 indukan, untuk petaninya.
2. Gengsi pemilik rumah ditentukan oleh anthurium apa yang dipeliharanya,
jadi mereka rela merogoh kocek untuk itu.
3. Pasar expor banyak meminta anthurium, pasokan belum terpenuhi. (tapi kan justru banyak yg impor ). Dua perusahaan rokok terbesar di Indonesia menanamkan modal di sini. Mereka siap memborong berkontainer-kontainer.
4. "Money loundring" hasil korupsi dan penggelapan pajak. (yg ini saya dengar dari wartawan senior).
5. Banyak orang kebanyakan duit bingung mau diapain duitnya.
6. semacam "Arisan berantai" dimana "peserta" terakhir yang ikut-ikutan yang paling rugi.
Yang saya gak habis pikir:
1. Anthurium dapat dengan mudah diperbanyak dan cepat dari biji/kuljar.
Mungkin taun depan bisa beberapa juta tanaman diproduksi dengan ribuan indukan yang ada saat ini.
2. Seberapa banyak "permintaan riil" di pasar?
ma_suska
(untung gak ikutan gila, cuma penasaran aja)
Salah satu yang menarik adalah tentang Anthurium,
terutama jenis Wave of Love (gelombang cinta/ gelombang asmara/WOL).
Di awal pameran, saya sempat menjual banyak Anthurium WOL (di stand ARACE), yang asalnya dari kutur jaringan.
Diameter tanaman sekitar 10 cm, dengan daun >3, seharga Rp.25.000.
Minggu pertama, hanya sedikit yang melirik, tadi mulai minggu ke dua, hanya dalam beberapa hari, tanaman ludes tak bersisa.
Di minggu-minggu akhir pameran, banyak sekali permintaan datang. Kebanyakan mencari dalam jumlah 2000, 5000, atau berapa aja juga dibeli.
Harga pun melambung tinggi, tanaman yang saya jual 25rb pun tidak dapat didapat lagi walaupun kita berani membayar 2 kali lipatnya.
Benihnya pun saya dengar sudah dihargai Rp.22.500/butir.
Ada juga yang menghubungi untuk dicarikan tanaman indukan yang sudah bertongkol. Pesennya juga gak sedikit, 7 tanaman.
Ada yang bilang juga sudah membeli beberapa indukan, diantaranya yang juara 3 kontes anthurium di banteng, yang dibelinya seharga 80jt, tapi tetap mau beli lagi kalo ada.
Kabar tentang pencurian juga kian banyak terdengar. Si "anu" di sawangan kehilangan 5000 tanaman, nursery "itu" kehilangan 8000 tanaman, Ada maling mati kesetrum waktu mau matiin lampu di tempatnya si "dia", dll.
Juga penipuan, seperti biji kapuk dijual sebagai biji Anthurium jenmanii seharga 100rb per butir.
Saya juga kebagian kemalingan. Beberapa tanaman anthurium saya yang sudah besar-besar dan berbuah juga dibawa kabur. Untung saya gak punya ikatan bathin lagi sama tanaman2 tersebut, kalo nggak bisa gawat juga .
Beberapa pemilik anthurium "mahal" yang saya tahu, juga akhirnya harus merelakan diri "tidur" bersama tanamannya hampir tiap malam karena takut diambil orang (emang enak?).
Ada banyak kisah sukses seperti"petani" yang berpenghasilan 700juta/bulan hanya dengan jualan biji anthurium. Ada pedagang tanaman besar yang bilang, hasil dia berjualan anthurium yang di impornya satu kali, lebih besar untungnya dibandingkan jualan tanaman lainnya selama 6 bulan. Si "Doi" baru impor beberapa ratus indukan, langsung habis. dll.
Apa yang terjadi?
Yang saya dengar (silakan anda menilai) :
1. Orang-orang suka banget sama anthurium. jadi anthurium sangat laris di pasaran.
Sehingga berakibat
a. Para spekulan pun berusaha menyetok anthurium sebanyak-banyaknya sehingga mereka dapat mengendalikan harga.
b. "Berinvestasi" dengan membeli indukan karena sangat menguntungkan. termasuk seorang bupati yang mengimpor 200 indukan, untuk petaninya.
2. Gengsi pemilik rumah ditentukan oleh anthurium apa yang dipeliharanya,
jadi mereka rela merogoh kocek untuk itu.
3. Pasar expor banyak meminta anthurium, pasokan belum terpenuhi. (tapi kan justru banyak yg impor ). Dua perusahaan rokok terbesar di Indonesia menanamkan modal di sini. Mereka siap memborong berkontainer-kontainer.
4. "Money loundring" hasil korupsi dan penggelapan pajak. (yg ini saya dengar dari wartawan senior).
5. Banyak orang kebanyakan duit bingung mau diapain duitnya.
6. semacam "Arisan berantai" dimana "peserta" terakhir yang ikut-ikutan yang paling rugi.
Yang saya gak habis pikir:
1. Anthurium dapat dengan mudah diperbanyak dan cepat dari biji/kuljar.
Mungkin taun depan bisa beberapa juta tanaman diproduksi dengan ribuan indukan yang ada saat ini.
2. Seberapa banyak "permintaan riil" di pasar?
ma_suska
(untung gak ikutan gila, cuma penasaran aja)