|
Post by rajah on Feb 5, 2007 19:54:27 GMT 7
|
|
|
Post by suska on Feb 5, 2007 20:56:58 GMT 7
Waduh, Gawat juga ngaconya ma_suska
|
|
|
Post by syx on Feb 6, 2007 8:16:45 GMT 7
sesudah agak reda sekarang malah di-booming-kan lagi... divisi nepenthes indonesia perlu mengeluarkan pendapat tentang hal ini sebelum penjarahan meningkat lagi.
|
|
|
Post by arioss on Feb 6, 2007 8:43:30 GMT 7
kayanya penulisnya masih 'fresh graduate' nih... cuma kejar setoran... nulis artikel nggak liat2 dulu keadaan...
|
|
|
Post by suska on Feb 6, 2007 8:57:37 GMT 7
Laporan Pameran WTC M2: Yang jual Nepenthes ada 6 stand. Kondisi pameran minggu pertama lumayan rame. 2 stand hanya jual nepenthes cabutan baru, 1 stand jual nepenthes cabutan tapi sudah dipelihara >6 bulan 1 stand kombinasi di atas 1 stand jual nepenthes impor dan cabutan tapi sudah dipelihara >6 bulan. 1 stand saya Pengamatan terhadap pengunjung dan penjual : Di dua stand pertama, banyak yang ngomel-ngomel, karena dulu pernah beli ke mereka, tapi kemudian tanamannya mati. Pembeli pemula ada yang belanja ke mereka. Pembeli lama yang nekat, ada yang beli juga, tapi nawarnya gila-gilaan. Dan dikasih. Stand yang lain, kebanyakan pembeli lama puas, tapi banyak yang tidak beli lagi di tempat yang hanya jual tanaman cabutan yang sudah dipelihara, karena jenisnya itu-itu aja. Menurut penjual : pameran sepi. Alhamdulllah, di tempat yang koleksinya, banyak pelanggannya. Minggu kedua : Jakarta Banjir. Kebanyakan stand tutup. Stand saya tetap buka, dan alhamdulillah yang belanja juga ada aja. Kesimpulan: Pembeli sudah banyak yang mengerti mana tanaman yang baik dan yang tidak, dan juga jenis-jenisnya. Ditambah ada di trubus februari, tentang waspada terhadap nepenthes cabutan. www.trubus-online.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=12&artid=520ma_suska
|
|
|
Post by suhud on Feb 6, 2007 9:38:59 GMT 7
kalo menurut saya bukan artikelnya yg disalahkan tetapi harus disertai penjelasan & pemahaman bahwa hanya nepenthes hasil budidaya yg pantas & cocok untuk di pelihara di rumah & nursery. Sedangkan nepenthes hutan harus tetap berada di habitatnya kecuali karna terpaksa dan tujuan untuk bibit budidaya. Karna kita tidak akan bisa menghalangi arus informasi yg mengatakan bahwa nepe itu tanaman unik dan menarik (karena memang benar), Nepi itu membawa hoki (ada benernya juga bagi yg merasakan manfaatnya terutama buat hobies,penjual dan pembudidaya nepenthes),dll...untuk bulan ini di TRUBUS juga ada artikel katakan cinta dengan TRUNCATA ...seharusnya di situ di bilang kalo TRUNCATA hutan berarti selingkuh dan penghianatan..kalo TRUNCATA Budidaya berarti cintanya tulus hehehe... ;D ;D
|
|
|
Post by Dewi SP on Feb 6, 2007 12:30:24 GMT 7
Saya tahu semua. Yg jual cabutan dari kalbar itu bahkan menjual CLIPEATA dalam keadaan stress seharga 500rb - 2jt. Dan anehnya LAKU! (minggu depannya saya kembali sudah dibungkus plastik dan ditulisi terjual). Kalo disini saya sempat ngotot2an sama penjualnya aja.. lumayan dapat albomarginata cabutan pot 20cm cuman 20rb.. (pembukaan 150rb) hihihi... skr lagi dalam masa perawatan intensif (seminggu daun baru udah keluar 1, alhamdulillah).
Yg stan jual impor dan cabutan >6 bulan barangnya lumayan bagus dan besar, hanya saja harganya gila2an.. ;D
Kalo yg jualan nepe sama anggrek (juga jualan clipeata kecil2) itu saya sempat liat juga.
Saya ke lapak pak Suska cuman ada mas Ojih (Fauzi) sama satunya lagi yg jangkung itu. Pak suska masih di jalan.
BTW ini artikel republika udah ketinggalan sepur banget2.. ;D
|
|
|
Post by suska on Feb 6, 2007 12:45:34 GMT 7
Yg stan jual impor dan cabutan >6 bulan barangnya lumayan bagus dan besar, hanya saja harganya gila2an.. ;D Mudah-mudahan nanti bakal turun, Harga di BE lumayan banyak yang turun drastis. plus hasil setekan tanaman yang sudah besar juga menyusul (contoh, N. gracilis nigropurpurea dulu jual Rp.200rb, sekarang cuma 50rb. bulan agustus mungkin jadi 20rb). ma_suska
|
|
|
Post by rajah on Feb 6, 2007 16:53:16 GMT 7
Yang lebih unik justru perilaku masyarakat kita, yang terlalu "tanggap" mode, malah seringkali berlebihan. Mungkin tren semacam ini akan terus berulang selama kita belum bisa meng-kloning nepenthes dalam jumlah banyak dengan cepat.
Semakin susah didapat, semakin mahal. Coba kalau tanaman ini mudah didapat di penjual-penjual tanaman pinggir jalan atau tukang tanaman keliling, situasinya bisa lain.
Penjual tanaman biasanya miskin akses informasi (buku, internet, organisasi dll), tapi mau keluar masuk hutan. Di Bandung, beberapa penjual anggrek di pameran sudah menjual gymnamphora cabutan dari gunung2 di Jawa Barat, tapi kebanyakan mati sebelum beradaptasi, lain dengan anggrek cabutan yg relatif gampang beradaptasi. Mereka mengeluh kapok jual nepenthes cabutan tapi nggak tahu mau beli bibit ke mana. Mereka umumnya belum tahu cara budidaya Nepenthes, dikira sama dengan anggrek (diberi banyak pupuk, dsb).
Perilaku wartawan lain lagi, mereka menyoroti fenomena yang menarik dan memang ada benarnya. Baca di Trubus: anthurium daun, aglaonema, dll. bisa berharga ratusan ribu sampai puluhan juta. Tanaman tertentu menjadi barang investasi langka, sejajar dengan emas dan barang antik. Sebagai media komersial, mereka menjual informasi, termasuk tren perilaku. Perilaku orang kan bukan cuma bisa dijual di sinetron... ;D
Sayangnya dalam artikel ini Republika kurang berimbang. Mereka hanya melihat Suska Nursery dari sisi vendor tanpa melihat keunikannya dari vendor-vendor lain. Nggak menyinggung KTKI, nggak membahas Divisi Nepenthes Indonesia.
Padahal dari sisi vendor saja harga di Suska nursery saya lihat bervariasi, dan wajar harga nepenthes impor cukup mahal karena ada faktor ongkos kirim, selisih kurs, pungli di bea cukai dsb. Maka dari itu program "Nepenthes for Everyone" dan misi "Save Our Nepenthes" perlu disorot, misalnya dengan membikin kemasan atau pot nepenthes dg tulisan pesan-pesan KTKI atau Divisi Nepenthes Indonesia, supaya lebih tampak ke permukaan.
|
|
|
Post by syx on Feb 7, 2007 7:57:47 GMT 7
Perilaku wartawan lain lagi, mereka menyoroti fenomena yang menarik dan memang ada benarnya. Baca di Trubus: anthurium daun, aglaonema, dll. bisa berharga ratusan ribu sampai puluhan juta. Tanaman tertentu menjadi barang investasi langka, sejajar dengan emas dan barang antik. Sebagai media komersial, mereka menjual informasi, termasuk tren perilaku. Perilaku orang kan bukan cuma bisa dijual di sinetron... ;D Pak Wie menawarkan ide menarik. kalo tanaman lain ngetrend kita usahakan dukung, jadi diharapkan popularitas nepe diredam dulu sampe nepe budidaya banyak berada di pasaran. dengan demikian diharapkan terjadi penurunan tingkat penjarahan.
|
|